Satgas Covid-19 Minta Pemda Antisipasi Lonjakan Kasus Positif Corona, Terutama Aceh

Jumat, 27 Agustus 2021 – 11:45 WIB
Jubir Satgas Covid-19 Prof Wiku Adisasmito meminta daerah dengan lonjakan kasus poitif Corona tinggi segera ambil langkah antisipasi dan awasi protokol kesehatan, salah satunya di Aceh. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden

jpnn.com, JAKARTA - Satgas Penanganan Covid-19 meminta pemerintah daerah memiliki langkah strategis untuk menekan apabila terjadi lonjakan angka rata-rata kasus positif Corona.

Satgas Covid-19 menilai sejumlah daerah masih memiliki positivity rate dan kenaikan kasus yang tinggi, sehingga harus segera mengambil langkah antisipasi.

BACA JUGA: Varian Delta Menyebar, Satgas Covid-19 Minta Warga Aceh Jangan Panik

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menyoroti ada satu provinsi yang mendesak untuk melakukan perbaikan, yaitu Aceh.

"Saya ingatkan penting bagi setiap pimpinan daerah untuk membaca data, tidak hanya perkembangan secara umum, namun juga kondisi detail seperti positivity rate, selisih kasus mingguan, serta jumlah kasus aktifnya," kata Wiku di Graha BNPB, Kamis (26/8).

BACA JUGA: Peserta Tes CPNS & PPPK Dapat Fasilitas Swab Antigen, tetapi Bayar Sebegini, Alamak

Perkembangan di Aceh, positivity rate-nya yang tertinggi mencapai 51,55 persen. Aceh juga menjadi satu-satunya provinsi yang masih mengalami kenaikan kasus positif Corona mingguan, yaitu naik 429 kasus dibandingkan minggu sebelumnya.

Sementara dari sisi kesembuhan menurun sebesar 1.291 kasus, kematian mengalami kenaikan 35 kasus, dan kasus aktifnya juga masih mengalami peningkatan 1.067 kasus.

BACA JUGA: Ganjar Pranowo dan Isran Noor Curhat soal Vaksin Covid-19

Untuk tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di Aceh juga meningkat dibandingkan minggu sebelumnya, dari 56 persen menjadi 59 persen.

Satgas juga mencatat, posko yang telah terbentuk di Aceh sudah mencapai 68,5 persen dari total desa/kelurahan di daerahnya dengan 66,03 persen posko sudah melaporkan kinerjanya.

Namun, kinerja posko yang paling tinggi dilaporkan adalah Edukasi dan Sosialisasi 3M (18 ribu laporan), sedangkan kinerja penting lainnya seperti menegur dan membubarkan kerumunan masih terbilang rendah (kurang dari seribu laporan).

Oleh karena itu, Satgas menilai kinerja posko perlu untuk dievaluasi agar fungsi yang dijalankan dapat berdampak signifikan terhadap perkembangan kasus di Aceh.

Kesembuhan yang masih menunjukkan penurunan juga perlu ditingkatkan lagi dengan memastikan fasilitas pelayanan kesehatan tersedia dengan baik dan mudah diakses.

Di sisi lain, kata Wiku, BOR yang masih tinggi juga dapat menyebabkan pasien terlambat ditangani dan meningkatkan kematian.

Untuk itu, BOR yang tinggi perlu segera ditekan dengan mengonversi tempat tidur di RS rujukan dan memaksimalkan pemanfaatan tempat isolasi terpusat. Sebisa mungkin pasien positif tidak melakukan isolasi mandiri di rumah.

Wiku juga mendorong upaya meningkatkan penanganan oleh pemerintah daerah. Pertama, memastikan koordinasi dengan pemerintah pusat terutama Kementerian Kesehatan terkait sinkronisasi data dan pastikan data yang terlaporkan sesuai dengan pencatatan daerah.

Kedua, terus meningkatkan jumlah pemeriksaan di wilayahnya. Positivity rate yang tinggi dapat terjadi karena jumlah testing yang rendah. Upayakan agar dapat mencapai standar WHO, yaitu 1:1000 populasi per minggu.

Ketiga, tekan jumlah kasus positif dengan meningkatkan pengawasan protokol kesehatan, serta pengaturan kegiatan sosial-ekonomi masyarakat.

"Apabila terdapat kendala dalam peningkatan jumlah testing, konversi BOR dan pemanfaatan isolasi terpusat, maupun pembentukan posko, mohon dapat dikoordinasikan dengan pemerintah pusat agar dapat ditangani sesegera mungkin," pungkas Wiku. (tan/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler