jpnn.com, JAWA BARAT - Satgas Penanganan Covid-19 mengharapkan Jawa Barat menjadi provinsi yang bisa mengendalikan penyebaran Corona pada Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendatang.
Satgas tidak ingin provinsi yang dipimpin Ridwan Kamil itu memiliki tingkat penyebaran tertinggi nasional, seperti saat Lebaran yang lalu.
BACA JUGA: Satgas Covid-19 Sebut 21 Provinsi Perlu Mempercepat Upaya Vaksinasi
Ketua Subbidang Komunikasi Publik Satgas Covid-19 Troy Pantouw mengatakan masyarakat dan pelaku usaha sektor pariwisata harus bisa menerapkan protokol kesehatan (Prokes) di masa liburan Nataru.
Satgas meminta tanggung jawab pelaku usaha untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
BACA JUGA: Sarinah Jaktent 2021, Tantangan Dunia Literasi di Mata Erick Thohir dan Generasi Muda
“Pemerintah memahami bahwa sektor pariwisata yang sempat stagnan akibat pandemi harus dibangkitkan kembali, terapi perlu diingat, kita masih dalam kondisi pandemi, sehingga diperlukan strategi untuk menyeimbangkan antara pergerakan ekonomi dan pencegahan kasus Covid 19," kata Troy saat memberikan kata sambutan dalam acara “Penerapan Prokes Covid-19 Jelang Kebangkitan Sektor Pariwisata” di Bandung, Kamis (9/12).
Pemerintah telah menerapkan pemberlakuan cleanliness, health, safety, and environment sustainability (CSHE) di tempat penyelenggaraan wisata.
BACA JUGA: Tantangan DHL Global Forwarding Dalam Kirimkan Vaksin Covid ke 24 Provinsi di Indonesia
Dia mengatakan hal tersebut salah satu upaya agar pelaku usaha menjaga protokol kesehatan dalam setiap aktivitasnya.
Menurut Troy, di masa new normal ini, kegiatan ekonomi memang harus tetap berjalan, termasuk industri pariwisata.
Namun, di sisi lain, masyarakat juga harus ikut terlibat mencegah terjadinya lonjakan penularan Covid-19.
“Di tengah kondisi yang tidak menentu saat ini dan muculnya berbagai varian baru, masyarakat harus tetap menyadari bahwa pandemi ini belum berakhir. Masyarakat harus tetap mengikuti prokes, khususnya dalam menghadapi libur Nataru,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar Dedi Taufik menyadari adanya peningkatan mobilitas di daerahnya jelang musim liburan.
Dedi mengungkapkan pihak Dinas Pariwisata Jabar telah melakukan berbagai upaya untuk menekan angka penularan di sektor pariwisata.
Salah satunya adalah dengan menjalankan Program Wisata Vaksin.
Program ini dilakukan dengan strategi jemput bola ke para pelaku usaha wisata dan wisatawan.
“Di tempat wisata kami lakukan kolaborasi dengan kabupaten kota dan dengan penyedia jasa daya tarik wisata. Kami lakukan vaksin di tempat, baik itu dosis pertama maupun dosis kedua," kata dia.
Dedi menerangkan strategi itu sebagai upaya mengejar herd immunity. Sebab, Jawa Barat pada Desember ini baru mencapai 66 persen untuk vaksin dosis pertama.
Kemudian dosis kedua baru mencapai 44 persen.
"Kami harus mengejar semuanya itu. Karena penduduk Jabar ini, bonus demografinya mencapai hampir 50 juta dan jangkauannya cukup lumayan. Dengan 66 persen, ini sudah cukup bagus,” kata Dedi.
Selain itu, kata Dedi, pihaknya juga menggencarkan sosialisasi dan melakukan 3T (testing, tracing, treatment) untuk mengantisipasi penularan saat Nataru.
“Itu salah satu cara, bagaimana kita menerima kunjungan wisatawan di Jawa Barat. Yang pasti kami harus memastikan nyaman dan aman. Jangan sampai ada yang terpapar di tempat wisata," tandas dia. (tan/jpnn)
Redaktur : Yessy
Reporter : Fathan Sinaga