Satu dari 10 Perempuan di Asia Menderita Endometriosis, Kenali Tanda & Gejalanya 

Jumat, 08 Maret 2024 – 15:05 WIB
Country Division Head Pharmaceuticals Bayer Indonesia Jeff Lai (jas hitam) dalam diskusi media sekaligus memperingati bulan Kesadaran Endometriosis Sedunia, di Novotel Jakarta, Jumat (8/3). Foto dok. Bayer

jpnn.com, JAKARTA - Endometriosis merupakan penyakit pada sistem reproduksi wanita yang sering kambuh, sehingga memerlukan terapi jangka panjang untuk menanganinya. 

Penting sekali adanya kesadaran untuk melakukan diagnosis dini agar bisa ditangani dengan cepat karena seringkali telat dan ditangani ketika kondisi sudah parah.

BACA JUGA: Peneliti: Melahirkan Bisa Turunkan Risiko Terkena Kanker Endometrium

"Deteksi dini amat penting, juga kepatuhan pasien dalam terapi jangka panjang. Ini untuk meningkatkan kualitas hidup karena penyakit ini juga mengganggu produktivitas," kata Country Division Head Pharmaceuticals Bayer Indonesia Jeff Lai dalam diskusi media sekaligus memperingati bulan Kesadaran Endometriosis Sedunia, di Novotel Jakarta, Jumat (8/3). 

World Health Organization (WHO) telah menyatakan endometriosis sebagai penyakit kronis. Masalah utamanya hingga kini adalah penundaan diagnosis, padahal ini termasuk penyakit jangka panjang dengan tingkat kekambuhan yang tinggi, yakni sebesar 67%. 

BACA JUGA: Ahli Psikologi: Penderita Endometriosis Butuh Support System

"Endometriosis menyerang 10% perempuan usia produktif di seluruh dunia dan terus menjadi kasus serius di tingkat global dan regional," ujarnya.

Dia menjelaskan sejalan dengan visi Bayer: Health for All, Hunger for None, pihaknya berkomitmen meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup pasien, termasuk menyediakan solusi kesehatan bagi pasien endometriosis. Apalagi data menunjukkan, endometriosis menyerang lebih banyak perempuan di Asia daripada negara-negara barat.

BACA JUGA: Begini Pentingnya Panduan Konsensus Soal Endometriosis

"Oleh sebab itu, kami melihat penting untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan bagi masyarakat, khususnya bagi perempuan Indonesia, terkait endometriosis serta terapi yang paling tepat," ungkapnya.

Bayer menghadirkan penelitian dan pengembangan pilihan pengobatan baru untuk berbagai penyakit termasuk endometriosis. Dienogest dari Bayer menjadi terapi hormonal yang efektif dan inovatif yang mampu menghilangkan rasa nyeri jika dijalani dengan komitmen jangka panjang. 

"Ini komitmen kami untuk membantu pasien endometriosis. Kami juga melakukan edukasi agar kesadaran perempuan semakin meningkat dan endometriosis bisa dideteksi sedini mungkin," sambungnya.

Berdasarkan konsesus Perhimpunan Fertilitas Endokrinologi Reproduksi Indonesia (HIFERI) tahun 2023, terapi hormonal Dienogest jangka panjang menjadi rekomendasi kuat dalam menangani endometriosis. 

Penelitian menunjukkan Dienogest mampu mengurangi lesi dan nyeri (nyeri pelvis dan nyeri haid) yang berkaitan dengan endometriosis serta meningkatkan kualitas hidup pasien. 

Di samping itu, Dienogest efektif dalam menjaga cadangan ovarium. Hal ini juga harus diikuti kepatuhan terhadap terapi ini agar pasien dapat memperoleh manfaat pengobatan dalam jangka panjang. 

Dr. dr. Kanadi Sumapraja, Sp. OG, Subsp. FER, MSc., Spesialis Kebidanan dan Kandungan serta staf pengajar FKUI-RSCM di acara yang sama menyebutkan, endometriosis memang masih menjadi masalah besar khususnya bagi perempuan di Indonesia.

Salah satu penyebabnya adalah keterlambatan diagnosis di mana data menunjukkan adanya keterlambatan diagnosa 6-8 tahun.

"Setidaknya 5 dari 100 perempuan usia produktif di Indonesia, serta 1 dari 10 perempuan di Asia, mengalami endometriosis. Namun, banyak dari mereka yang baru mengetahuinya sehingga datang saat kondisi sudah lumayan parah," jelas Kanadi.

Beberapa tanda dan gejala endometriosis adalah nyeri panggul yang dikaitkan dengan periode menstruasi, nyeri ini akan meningkat seiring berjalannya waktu jika tidak mendapat pengobatan yang tepat.

Selain itu, tanda dan gejala yang juga perlu diperhatikan seperti nyeri pelvik kronik, dispareunia dalam, keluhan intestinal siklik, dan kurang subur. 

"Oleh sebab itu, para wanita perlu menyadari nyeri mereka dan tidak menormalisasi nyeri berlebihan, segera periksa ke dokter," lanjutnya.

Nyeri yang dimaksud  dapat berupa nyeri saat haid (dismenorea), nyeri saat berhubungan seksual (dispareunia), nyeri saat berkemih (disuria), nyeri saat buang air besar (diskezia), nyeri perut bagian bawah, serta nyeri panggul.

Selain itu, umumnya pasien endometriosis juga mengeluhkan nyeri berdenyut dan menjalar hingga ke tungkai, serta nyeri pada rektum dan adanya sensasi perut yang ditarik ke bawah. 

Endometriosis juga dikelompokan menjadi endometriosis peritoneum (superfisial), kista endometriosis (endometrioma), serta deep endometriosis (lesi susukan dalam).

Namun, jangka panjang Dienogest merupakan rekomendasi kuat untuk pengobatan endometriosis.

"Dienogest dari Bayer dinilai sebagai salah satu pilihan dan rekomendasi kuat sebagai pengobatan inovatif dan efektif untuk mengatasi endometriosis tersebut," tuturnya. (esy/jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler