jpnn.com, RENGASDENGKLOK - Nasib keluarga dari AM, pria 62 tahun asal Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat yang meninggal setelah terpapar virus corona sangat mengenaskan.
Selain tidak bisa mengantar AM ke peristirahatan terakhir, mereka juga harus menghadapi cobaan lain, dikucilkan oleh sejumlah warga.
BACA JUGA: Terpaksa Tinggalkan Jakarta Gegara Corona, Jurnalis ABC: Hati Saya Hancur
Pihak keluarga AM mengatakan tidak menyangka almarhum terpapar virus tersebut. Sebelum ramai corona pun, almarhum sudah memiliki penyakit jantung bahkan sudah beberapa kali berobat ke rumah sakit.
Almarhum tidak memiliki perjalanan ke mana-mana, dan sebelum meninggal menderita strok.
BACA JUGA: Update Corona 16 April 2020: Ada Rekor di Kasus Sembuh
“Enggak tahu (karena apa), tetapi kata pihak rumah sakit mah corona,” kata pihak keluarga almarhum yang meminta identitasnya dirahasiakan, kepada Radar Karawang, Selasa (14/4) lalu.
Dia menceritakan, keinginan pihak keluarga almarhum dimakamkan di wilayah Rengasdengklok, agar mudah untuk ziarah kubur.
BACA JUGA: Yuri: Wabah Corona Sudah Menyebar di 212 Kabupatan dan Kota
Namun, pihak rumah sakit tidak memperbolehkan untuk dikuburkan di Rengasdengklok, sehingga hanya dua orang dari keluarga almarhum yang mengikuti prosesi pemakaman jenazah.
“Sama sekali enggak boleh (ikut) katanya di prosedurnya harus dua atau tiga orang saja, enggak boleh lebih,” ujarnya.
Saat ini keluarga almarhum juga dikucilkan oleh sejumlah warga setempat, bahkan ada orang yang hendak melayat ke rumah almarhum pun harus pulang kembali.
Bahkan anak kecil dari keluarga almarhum juga ikut dikucilkan saat bermain.
“Sudah mah musibah, diusir, dikucilkan. Kami sudah dilab (periksa) semua, semua anak, ibunya negatif,” kata pihak keluarga almarhum.
Nana Supriatna, kepala Desa Rengasdengklok Utara membenarkan ada warganya yang meninggal dunia, tetapi dia belum mengetahui penyebab pasti atas meninggalnya almarhum. “Saya sudah berkunjung ke rumahnya,” katanya.
Kasi Sub Bagian Tata Usaha Puskesmas Rengasdengklok Ridwan mengatakan, pihak puskemas sudah mengunjungi keluarga almarhum, dan dari pihak desa setempat juga sudah memberikan bantuan.
Sebelum almarhum dirawat di rumah sakit, kata Ridwan, pada hari Sabtu (11/4) almarhum sempat masuk ruang Unit Gawat Darurat (UGD) Puskesmas Rengasdengklok, dan hari itu juga langsung dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang.
“Di Puskesmas itu dia masuknya pasien tinggi paru, sudah pengobatan, sudah dicek MDR, cuma keluhan terakhir dia sesak napas. Dirujuklah ke RSUD untuk antisipasi,” katanya.
Kemudian informasi yang diterima Ridwan, lebih dari satu tahun almarhum memiliki penyakit paru dan almarhum juga sudah melakukan pengobatan penyakit paru. (mra)
Redaktur & Reporter : Adek