jpnn.com, JAKARTA - Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) yang membidangi pendidikan Retno Listyarti mengungkapkan, penerbit yang mengeluarkan buku ajar ilmu pengetahuan sosial (IPS) untuk kelas VI sekolah dasar (SD) berkonten Yerusalem sebagai ibu kota Israel bukan hanya Yudhistira. Sebab, ada penerbit Intan Pariwara yang juga berkonten serupa.
Retno mengatakan, KPAI telah menerima laporan perihal muatan tentang Yerusalem sebagai ibu kota Israel yang tercantum di buku ajar mata pelajaran IPS terbitan Intan Pariwara. Para pelapor mengirimkan foto sampul buku, halaman awal buku yang menyebutkan tahun terbit, penerbit, nama penulis; serta halaman buku yang mencantumkan tulisan tentang Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
BACA JUGA: Raja Salman Tak Hadiri KTT OKI, Takut Donald Trump Marah Ya?
"Kedua buku baik yang diperbanyak oleh Yudhistira maupun Intan Pariwara sudah diterbitkan cukup lama, yaitu antara 2009 atau 2010. Artinya sudah dipergunakan sebagai pembelajaran sejak delapan tahun yang lalu," ujar Retno, Jumat (15/12).
Namun, lanjut Retno, temuan itu baru heboh belakangan ini menyusul klaim Presiden Amerika Serikat tentang Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Dalam buku IPS kelas VI yang dicetak Intan Pariwara ada tabel tentang negara-negara Asia Barat.
BACA JUGA: Jokowi Minta OKI Menyulut Perdebatan Soal Palestina di PBB
Total ada 19 negara di Asia Barat termasuk Arab Saudi, Irak, Iran, Yaman hingga Israel. Di tabel Asia Barat itulah ada Israel dalam kolom negara dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.
Sedangkan di buku IPS kelas VI cetakan Yudhistira, penulisan tentang Yerusalem sebagai ibu kota Israel ada pada bahasan mengenai negara-negara di Benua Asia. Ada tabel berisi daftar negara-negara di Benua Asia lengkap dengan nama ibu kotanya.
BACA JUGA: Reaksi Arogan AS dan Israel Menyikapi Hasil KTT OKI
Nama negara dalam tabel itu diurutkan sesuai abjad. Israel pada urutan ketujuh dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya.
Sedangkan Palestina di urutan nomor 12. Namun, penerbit justru tidak mencantumkan nama ibu kota Palestina. Sebab, di kolom ibu kota untuk Palestina justru kosong dan diganti dengan tanda strip (-).
Yudhistira pun punya alasan soal penulisan Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Rujukannya adalah data World Population Sheet 2010.(esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Awas, Jangan Terkecoh Propaganda Donald Trump
Redaktur : Tim Redaksi