MUARADUA- Sebanyak 12 narapidana (napi) rumah tahanan (Rutan) Muaradua berhasil kabur dari Rutan setelah memberondong petugas sipir dengan sejata api (Senpi)Akibatnya satu petugas Sipir bernama Arfan (44) tewas saat dibawa ke Puskesmas Muaradua setelah diterjang timah panas di dada bagian kirinya dan luka di kepala
BACA JUGA: Maling Sikat Perangkat Mesin e-KTP
Sementara satu petugas lainnya bernama Riswan (52) juga mengalami luka serus di bagian kepalaKepala Rutan Muaradua Bambang Wijanarko Amd IP SH MH saat ditemui wartawan mengungkapkan, peristiwa yang menggegerkan warga Muaradua tersebut terjadi minggu (18/9) pukul 08.00WIB saat rutan hanya dijaga tiga orang petugas sipir yakni korban meninggal Arfan, Riswan dan Rahmat Satria
BACA JUGA: Tukang Ojek Tangkap Penjambret
Ketika itu para napi pukul 08.00WIB biasa dengan kegiatan seharinnya mengambil air dari bak penampungan untuk kebutuhannya di dalam sel secara bergantian.Kebetulan saat itu, terang Bambang, giliran para napi dari kamar 18 dan kamar 19 Blok B yang dihuni 9 orang dikamar 18 dan 12 orang Narapidana di kamar 19 yang hendak mengambil air
“Arfan menjadi korban tewas setelah dibawa ke Puskesmas akibat ditembak di dada bagian kirinya oleh salah satu napi bernama Hendro yang diketahui disersi TNI,”ujar Bambang Wijanarko
BACA JUGA: Sempat Kritis, Pelaku Penikaman Masih Dirawat
Diungakpkannya napi-napi yang berhasil kabur dari dua kamar tersebut yakni Hendro, Amran, Tamrin, Dedi, Agus, Hendri, Ridwan, Afrizal, Kiswani, Bambang dan AlbuniSalah satu petugas Sipir yang ketika itu ikut piket dan sempat bergulat dengan para napi Riswan menuturkan, kejadian diawali saat korban Arfan yang bersama anaknnya Redho (11) bersama dirinya ketika itu tengah mengawasi narapida yang dengan kebiasannya mengambil air di bak penampunganSementara satu petugas sipir lain yakni Rahmat Satria tengah keluar rutan.
Nah saat itu lanjut Riswan, giliran para napi dari kamar 18 dan 19 yang hendak mengambil air dari bak penamapungan yang terletak diluar blok BKarena tak curiga Arfan langsung saja membuka pintu kamar sel dan membiarkan kesembilan napi untuk mengambil airNah saat itulah dengan berdalih air di bak penampungan sudah habis, salah satu dari napi bernama Hendro mendekati petugas sipir Arfan
Ketika itu sempat terjadi adu mulut antara korban arfan dan Hendro hingga berujung pergulatanKorban Arfan yang dikroyok napi Hendro dengan Dedi akhirnya kwalahan hingga senjata api jenis FN yang terselip dipinggangnya berhasil dirampas
“ Posisinya didepan pintu porter (pintu dua) korban dikroyok oleh hendro lalu ditembak dalam jarak dekat dengan senjata yang direbut dari korban,” kata Riswan yang mengaku setelah itu tak mengetahui kondisi Arfan “Ada anak korban Ridho yang tengah ikut main kerutan menyaksikan langsung Arfan ditembak dalam jarak dekat,”tambah Riswan.
Sementara dirinya, saat korban Arfan dikroyok juga berhadapan dengan tiga napi yang ketika itu juga memegang sejata api rakitanKetiga napi itu yakni Hendri, Agus“Satunnya lagi saya tidak tahu namanya,”tutur RiswanRiswan menceritakan jika ia sempat ditodongkan senjata api oleh Napi bernama Agus namun senpi tersebut tak meletus hingga Ia bergulat dengan ketiga napi sampai kepintu luar, dari tangan napi bernama Agus, Riswan berhasil merebut satu senpi rakitan
Beruntung ada napi yang melindunginya hingga Riswanpun selamat dari amukan napi yang kabur sambil memegang SenpiNamun Riswan menderita luka di kepala cukup serius akibat pukulan benda tumpul yang diduga dari pukulan dengan gagang senjata“Beruntung aku ditolong napi lain dengan cara dipeluk,”kata Riswan yang sudah istirahat dikediamnnyaIa mengaku sempat menahan pintu luar namun karena didobrak belasan napi, Ia pun kewalahan para napi itupun berhasil melanggang keluar dengan memegang senjata api diikuti napi lainnya.
Ditanya ada berpa persisinya jumlah sejanta Api yang diacungkan para Napi kepada dirinya dan korban Arfan, menurut Riswan ada sekitar tiga senpi rakitan dan satu senpi jenis FN milik petugas Sipir yang tewas yang dibawa kabur Napi Hendro.
Dibagian lain menurut sejumlah warga yang menyaksikan, napi yang bernama Hendro kabur kearah lokasi penambangan pasir yang terletak di sungai Komering pasar lama kelurahan Bumi Agung MuaraduaDi situ Hendro, menurut warga, menyandera sopir truk yang tengah memuat pasir sambil mengacungkan senjata api laras pendek Hendro meminta supir mobil truk untuk mengantarnya kabur kejalan arah Ranau
Hingga tadi malam belum diketahui persis siapa sopir truk dan berapa nopol truk yang disandra HendroPolisi sendiri tengah melakukan pengejaran terhadap beberpa napi yang kabur termasuk dalang dari peritiwa tersebut yakni Hendro yang diduga masih memegang senjata Api milik petugas sipir.
Seblumnya salah satu anggota Polisi Syukri yang kebetulan tengah ada di asrama Polisis samping Rutan keluar setelah mendengar kisruh di Rutan Muaradua tersebutSyukri pun sempat berhadapan dan mencoba menahan salah satu napi bernama Hendro namun karena Hendro membawa Senpi, akhirnya sukri pun menyikir dan memberiarkan saja napi tersebut kabur“Pulang aja tidak usah ikut-ikutan,”ulas Syukri dari ucapan seorang napi sambil mengacungkan senpi dan medorong tubuh nyaNapi tersebut berjalan saja santai menuju arah Pasar lama.
Kepala bagian Adm Pembanguan Pemkab OKU Selatan Ramin Hamidi yang rumahnnya terletak di depan rutan pun mengaku mendengar letusan sebanyak dua kali dari dalam rutanNamun karena takut Ramin pun tak berani keluar dan melihat saja dari depan rumah peristiwa kerusuhan didalam rutan antara napi dan para petugas sipir.
“Ado sikok petugas yang senpat menahan pintu, karena didobrak oleh napi aku jingok akhirnyo tebuka pintu rutan itu, dak lamo keluarla napi ado yang bejalan santai ke arah Polsek, dan ado yang kea rah SMP N I, ado jugo yang meloncat pagar samping rumah aku nyebrang sungai Komring,” tutur Ramin. (mg32)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Puluhan Warga Jadi Korban Aksi Gendam
Redaktur : Tim Redaksi