Satu WNI Ditahan Polisi Arab Saudi

Terbukti Memeras, Terancam Hukuman Potong Tangan

Sabtu, 05 Oktober 2013 – 06:12 WIB

jpnn.com - MAKKAH- Seorang warga Negara Indonesia (WNI) asal Kalimantan berinisial AS Kamis (3/10), ditangkap Kepolisian Arab Saudi. Dia duga kuat terlibat dalam jaringan pemerasan terhadap sejumlah jamaah haji. Terutama jamaah asal Indonesia. Saat ini pemuda berusia 31 tahun itu ditahan untuk menjalani proses hukum lebih lanjut.

 

Modus yang dilakukan oleh pelaku tidak lain menjadi joki dengan menawarkan jasa kepada jamaah haji bisa mencium hajar aswad. Namun, ujung-ujungnya memaksa jamaah bersangkutan untuk membayar uang.

BACA JUGA: Rombongan Amirul Hajj Berangkat Hari Ini

Proses hukum terhadap WNI yang menjadi joki hajar aswad oleh kepolisian Arab Saudi itu baru kali pertama. Jika nanti hasil pemeriksaan terbukti melakukan tindak pidana pemerasan, maka AS terancam hukuman cukup berat. Bahkan, bukan tidak mungkin berupa potong tangan.

BACA JUGA: Kemendikbud Tambah Seribu Lowongan CPNS

"Alhamdulillah, kita menangkap satu orang joki hajar aswad. Selama ini yang membuat keresahan jamaaah dengan modus menolong, tapi di ujung memaksa jamaah untuk membayar dengan jumlah sangat tinggi," kata Arsyad Hidayat, ketua Daerah Kerja (Daker) Makkah Kantor Urusan Haji Indonesia kemarin.

Menurut Arsyad, sebelum menahan pelaku, pihak kepolisian Masjidilharam terlebih dulu berkoordinasi dengan pihak Daker Makkah. "Kita sampaikan, ya sudah silakan diproses sesuai dengan ketentuan hukum di Arab Saudi," ungkapnya.

BACA JUGA: Mabes Polri Siap Bantu Eksekusi AKBP Mindo Tampubolon

Dikatakan, pihaknya menyerahkan kepada petugas kepolisian setempat agar ada shock therapy (efek penjerahan). Baik kapada yang bersangkutan atau jarinagan lain untuk tidak mengulangi lagi tindakan tidak terpuji tersebut."Saya kira hal seperti itu sangat meresahkan jamaah haji," ujarnya.

Pada musim haji tahun-tahun sebelumnya, sambung Arsyad, petugas keamanan dari Indonesia memang juga menangkap joki semacam yang dilakukan AS itu. Namun, selama ini hukuman yang diberikan lebih bersifat persuasive atau bersifat mendidik. Misalnya, dengan mengembalikan ke komunitas yang lebih baik.
 
"Kalau untuk menyerahkan ke petugas Arab Saudi kita belum pernah, Nah, kemarin itu kebetulan pihak kepolisian Masjidilharam langsung melihat jadi mereka yang memproses," katanya.

Untuk mengantisipasi kehadiran joki itu memang tidak muda. Sebab, sejauh ini masih berkembang anggapan bahwa belum sempurna ibadah haji sebelum mencium hajar aswad. Padahal, pemikiran itu tidak benar. Nah, kesempatan itulah yang juga dimanfaatkan oleh mereka sebagai peluang.

"Saya melihat perilaku mereka itu lebih jahat daripada pencuri, Kota Suci ini sebetulnya aman tetapi dengan keberadaan mereka menjadi tidak aman," ujar Arsyad.

Kasi Pengamanan Daker Makkah Asep Abdullah menambahkan, AS itu mukimin yang sudah tahun berada di Arab Saudi. Berdasar informasi, pelaku sudah lama bekerja sebagai joki hajar aswad itu.Saat dia ikut menginterograsi, pelaku juga mengakui sering memaksa atau membawa jamaah untuk bisa mencium hajar aswada.

"Tmnya itu rata-rata kecil. Tiga orang begitu. Ongkosnya paling besar 500 real (sekitar Rp 1,5 juta). Bahkan, ada yang diperas sampai 2000 real," ungkapnya.

Asep mengatakan, saat ini pihanya menyita dompet pelaku. Dalam dompet itu ditemukan ada kuitansi pembayaran emas seberat 30 gram seharga 15 ribu real, beberapa nomor telepon, foto empat lembar, dan ada juga sejumlah uang. Petugas tidak menemukan izin tinggal pelaku.

"Entah sudah diambil petugas atau belum, kami masih telusuri. Saat kami datang ke kantor polisi setempat, pelaku sudah diborgol," katanya.

Asep menjelaskan, dua petugas Indonesia yang bekerja di sector khusus Masjidilharam itu juga sudah menyertakan hasil visum setelah dikeroyok pelaku dan kawan-kawannya. Satu petugas sedikit memar, seorang lagi matanya bengkak karena dihajar komplotan joki itu dengan kursi.

"Sebelumnya, anggota kita itu sudah berhasil tiga kali menggagalkan upaya pemerasan pada jamaah," tambahnya.

Asep mengimbau agar para jamaah tidak terperdaya dengan joki seperti yang dilakukan AS. Bahkan, bila perlu melaporkan ke petugas. Termasuk ke polisi Masjidilharam. Sebab, saat dikunjungi rombongan Daker Makkah, pihak kepolisian Masjidilharam sudah memberikan jaminan bahwa akan bertanggung jawab terhadap wilayah itu.

Sebelumnya, Kepala Kepolisian Masjidilharam Brigjen Yahya Bin Musa"id Az-Zahrani menyatakan, pihaknya bertanggungjawab penuh terhadap keamanan kawasan suci bagi umat Muslim itu.

"Jamaah adalah tamu, maka itu sudah menjadi tanggung jawab kami," tegasnya. Di area Masjidilharam, selain banyak petugas juga sudah terpasang ribuan kamera pemantau. (hud)

:ads="1"

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bicara di Depan Mahasiswa, Marzuki Singgung Martabat Bangsa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler