Satukan Tekad Antisipasi El Nino, Penyuluh Siap jadi Garda Terdepan Menjaga Ketahanan Pangan

Minggu, 11 Juni 2023 – 17:22 WIB
Kongres ke-VII Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) di Hotel Bumi Minang, Padang, Sumatera Barat, Minggu (11/6). Foto: Kementan

jpnn.com, PADANG - Ancaman El Nino serta krisis pangan global yang makin terlihat, membuat Kementerian Pertanian mengajak para penyuluh untuk mempersiapkan diri dan melakukan langkah antisipasi.

Hal itu disampaikan dalam Kongres ke VII Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani), di Hotel Bumi Minang, Padang, Sumatera Barat, Minggu (11/6).

BACA JUGA: Antisipasi Perubahan Iklim-Krisis Pangan, DPM dan DPA Gelar Temu Profesi

Tema yang diangkat dalam kegiatan ini ialah Mewujudkan Indonesia sebagai Negara Eksportir Pangan.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan penyuluh adalah garda terdepan yang akan mengawal pertanian.

BACA JUGA: Kementan-KTNA Jalin Komitmen Antisipasi Perubahan Iklim dan Krisis Pangan Global

"Peran penyuluh sangat penting. Terutama untuk memastikan pangan selalu tersedia meski ada ancaman El Nino dan krisis pangan global," katanya.

Oleh sebab itu, Mentan Syahrul meminta penyuluh untuk selalu meng-upgrade kemampuan dan pengetahuan.

BACA JUGA: Petugas Terkecoh Atas Kaburnya Napi di Rumah Sakit

"Jadilah penyuluh yang hebat dan luar biasa agar bisa membantu menjaga pangan dari ancaman El Nino dan krisis pangan global," katanya lagi.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi berpesan agar penyuluh menyiapkan diri.

"Untuk para penyuluh, ayo persiapkan diri menghadapi perubahan iklim dan ancaman krisis pangan global dan bersinergi untuk menjalankan program antisipasi elnino dan krisis pangan global dari Kementan," kata Kabadan saat membuka Kongres Perhiptani mewakili Mentan.

Dedi mengingatkan tujuan pembangunan pertanian adalah meyediakan pangan bagi 270 juta rakyat Indonesia dan meningkatkan ekspor.

"Tujuan itu dapat diraih dengan peningkatan produksi, efisiensi juga harus ditingkatkan. Tingkatkan juga konsumsi pangan dan buah lokal," katanya.

Dia melanjutkan faktor yang dapat meningkatkan produksi dan menurunkan biaya produksi dan efisiensi antara lain penerapan teknologi pertanian, perundang undangan, dan yang paling utama adalah meningkatkan kapasitas SDM.

"Dengan kata lain, faktor kunci adalah SDM, yaitu petani dan penyuluh. Sejarah sudah membuktikan kita pernah swasembada 1984. Pertanyaannya apakah penyuluh dan petani mampu mengulang prestasi tersebut?" ujar dia.

Menurutnya, tantangan pertanian sekarang adalah dampak pasca pandemi, perubahan iklim dan ancaman krisis pangan global.

Namun, dengan efisiensi biaya produksi, peningkatan produksi akan tercapai dan juga akan dapat meningkatkan ekspor.

"Cara-cara biasa harus ditinggalkan. Jadilah penyuluh yang luar biasa penuh terobosan, yang mampu melakukan tugas sebagai inovator, penuh ide dalam mengatasi kendala yang dihadapi di lapangan seperti kelangkaan pupuk diatasi membuat pupuk organik bersama petani, membuat pestisida nabati," katanya.

Sementara Ketua Umum DPP Perhiptani sekaligus Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor mengatakan peran penyuluh dalam pembangunan pertanian sangat penting dalam mendukung program pemerintah.

"Sehingga sinergi dan koordinasi yang baik mutlak dibutuhkan," katanya. (rhs/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... AKBP Aszhari Kurniawan: Tembak di Tempat Gerombolan Bermotor Membuat Onar


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler