jpnn.com, RIYADH - Arab Saudi kembali sukses membuat rakyat Yaman menderita. Belum selesai krisis kemanusiaan akibat kampanye pengeboman mereka, kini negeri Petrodolar itu menutup semua akses masuk Yaman.
Atas kebijakan luar negeri Saudi tersebut, PBB protes. Seorang jubir perempuan PBB yang tidak mau menyebutkan namanya menyatakan bahwa penutupan akses darat, laut, dan udara itu menyalahi aturan.
BACA JUGA: Sekjen PBB Optimistis Partainya Lolos Mengikuti Pemilu 2019
Sebab, dengan penyegelan tersebut, Saudi telah membuat Yaman terisolasi. Padahal, negara yang porak-poranda akibat operasi militer Saudi sejak Maret 2015 tersebut sedang menghadapi krisis kemanusiaan parah.
”Kami berusaha keras menyelesaikan masalah ini sesegera mungkin,” katanya kepada Associated Press, Selasa (7/11).
BACA JUGA: Tito Karnavian Bela Nama Islam di Forum PBB
Karena bandara dan pelabuhan serta seluruh lintasan di perbatasan Saudi-Yaman tutup, kekacauan terjadi di Kota Sanaa dan kota-kota besar lainnya.
Harga barang-barang kebutuhan pangan di sana melonjak karena tidak ada kendaraan pengangkut logistik yang bisa menembus perbatasan.
BACA JUGA: Alhamdulillah, Perempuan Saudi Sudah Boleh Masuk Stadion
Mulai kemarin, koalisi yang dipimpin Saudi juga tidak menerbitkan izin bagi pesawat, kapal, dan truk PBB yang hendak mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Yaman.
Akibatnya, bantuan tersebut menumpuk di Djibouti. Di negara tetangga Yaman itulah, seluruh bantuan terkumpul sebelum diteruskan ke negara berpenduduk sekitar 26 juta jiwa tersebut.
”Kami tertahan di Djibouti,” ungkap jubir Doctors Without Borders.
Desakan PBB agar Riyadh membuka kembali akses darat, laut, dan udara Yaman tidak digubris. Saudi berdalih keputusan itu merupakan imbas dari tembakan rudal balistik pemberontak Houthi ke Bandara Internasional Riyadh pada Sabtu malam (4/11). (AP/Reuters/BBC/CNN/hep/c20/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Putra Raja Salman Bakal Merevolusi Gaya Hidup Arab Saudi
Redaktur & Reporter : Adil