jpnn.com, RIYADH - Sepertinya 2018 menjadi tahun yang paling ditunggu-tunggu bagi perempuan Arab Saudi. Sebab, selang sebulan dari pengumuman perempuan boleh menyetir, kini pihak kerajaan menyatakan bahwa kaum hawa di negara itu boleh menonton pertandingan olahraga di stadion. Dua hal yang sebelumnya terlarang bagi perempuan.
Namun, tidak semua stadion bisa dimasuki. Hanya tiga stadion. Yakni, King Fahd Stadium di Riyadh, King Abdullah Sport City di Jeddah, dan Prince Mohammed Bin Fahd Stadium di Dammam.
BACA JUGA: Putra Raja Salman Bakal Merevolusi Gaya Hidup Arab Saudi
’’Stadion olahraga di Arab Saudi membuka pintunya untuk para perempuan pada 2018. Selamat untuk kita (para perempuan, Red),’’ tulis Wakil Presiden Otoritas Olahraga untuk Urusan Perempuan Putri Reema Bandar bin Al Saud, Minggu (29/10).
Saudi memiliki banyak stadion. Tapi, yang dipilih adalah stadion besar dan penting. Saat ini tiga stadion tersebut dalam proses dirombak agar mengakomodasi kehadiran keluarga yang ingin menonton pertandingan. Bakal disediakan restoran, kafe, layar monitor, dan berbagai hal lainnya.
BACA JUGA: Alhamdulillah, Saudi Akhirnya Izinkan Perempuan Mengemudi
Belum diketahui bagaimana penataan kursi-kursi stadion nanti. Sebab, selama ini di Saudi tempat duduk antara laki-laki dan perempuan dipisahkan.
Pemisahan itu juga berlaku di tempat-tempat umum yang bisa didatangi perempuan seperti taman, bus, pantai, dan taman hiburan.
BACA JUGA: Batal Berdamai, Qatar-Saudi Perang Media
Pemerintah Saudi belum memerinci apakah yang boleh masuk ke stadion hanya perempun yang sudah berkeluarga atau yang belum menikah juga diperbolehkan.
Perubahan-perubahan baru yang membuat Saudi lebih moderat tersebut tidak lepas dari kebijakan reformasi yang dibawa Putra Mahkota Pangeran Mohammad bin Salman.
Pewaris takhta kerajaan Arab Saudi itu memiliki rencana pembangunan dan peningkatan perekonomian yang terangkum dalam visi untuk 2030. Memperbolehkan perempuan menyetir dan melihat pertandingan di stadion termasuk di dalamnya.
Pejabat 32 tahun tersebut juga menyatakan bahwa dirinya ingin meningkatkan partisipasi perempuan di dunia kerja dari 22 persen menjadi 30 persen pada 2030.
Konser-konser kembali diselenggarakan dan kemungkinan bioskop segera menyusul. Meski izin menyetir baru diperbolehkan Juni tahun depan, saat ini banyak perempuan Saudi yang kursus mengemudi dan mencari SIM di Jordania serta Bahrain. SIM dari dua negara itu diakui di Saudi.
Di Saudi masih banyak larangan terhadap perempuan yang oleh pihak luar dinilai sebagai diskriminasi. Yaitu, perempuan harus didampingi muhrimnya jika ingin pergi ke suatu tempat, saat melakukan perjalanan jauh, mengajukan paspor, melakukan operasi kecantikan, penandatanganan kontrak, bercerai, maupun menikah.
Mereka juga harus memakai abaya yang tertutup dari ujung rambut hingga kaki. Selama ini perempuan juga dilarang berolahraga bersama laki-laki selain muhrimnya.
’’Dulu kami tidak seperti itu. Kami ingin kembali seperti dulu, Islam yang moderat,’’ ujar Pangeran Mohammad bin Salman dalam pidatonya pada Rabu (25/10).
Menurut dia, perubahan tersebut penting karena 70 persen penduduk Saudi adalah anak muda berusia di bawah 30 tahun. Mereka ingin mengecap kehidupan yang ditoleransi agama.
Tapi, perubahan-perubahan yang dibawa sang putra mahkota tentu tidak bisa diaplikasikan dengan mudah. Bulan lalu ratusan perempuan diperbolehkan masuk ke King Fahd International Stadium di Riyadh untuk merayakan 87 tahun berdirinya kerajaan Saudi.
Itu kali pertama ada perempuan duduk di stadion dan golongan konsevatif langsung mengecamnya. (CNN/BBC/sha/c22/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ada Krisis Kemanusiaan di Yaman, Arab Saudi Dalangnya
Redaktur & Reporter : Adil