Saudi Terpojok, Intel Turki Klaim Rekam Pembunuhan Khashoggi

Sabtu, 13 Oktober 2018 – 06:43 WIB
Jamal Khashoggi, jurnalis yang hilang di Istanbul, Turki. Foto: BBC

jpnn.com, ANKARA - Misteri keberadaan Jamal Khashoggi berdampak besar bagi Arab Saudi. Tidak hanya merusak reputasi negara tersebut, kasus dugaan pembunuhan berencana itu juga mengancam perekonomian mereka.

Atas desakan AS dan negara-negara Eropa plus PBB, Negeri Petrodolar itu pun akhirnya melibatkan diri dalam penyelidikan.

BACA JUGA: Putra Mahkota Saudi Atur Operasi Melenyapkan Khashoggi?

"Delegasi (Saudi) telah tiba di Turki," ujar seorang sumber pemerintah Turki seperti dilansir Reuters kemarin, Jumat (12/10).

Sebelumnya, Turki dan Saudi memang bersepakat untuk mencari jejak Khashoggi bersama-sama. Tidak diketahui siapa saja yang tergabung dalam delegasi Saudi itu. 

BACA JUGA: Jamal Kashoggi di Kesaksian Calon Istri

Sebelumnya, Saudi bersikukuh Khashoggi tidak raib. Riyadh menegaskan bahwa jurnalis kritis tersebut sudah meninggalkan gedung konsulat Saudi di Istanbul pada Selasa (2/10).

Saat itu Saudi menyebut Khashoggi hanya menghabiskan waktu sekitar satu jam di konsulat. Sebab, keperluannya pun tidak banyak. Yakni, hanya meminta surat keterangan cerai agar bisa menikah lagi.

BACA JUGA: Jamal Khashoggi Dihabisi Saudi, Tubuhnya Dimutilasi

Faktanya, Khashoggi tidak pernah meninggalkan gedung tersebut. Washington Post yakin pria 59 tahun itu tewas. Tepatnya, dihabisi di konsulat.

Pelakunya? Kuat dugaan 15 pria Saudi yang tiba di konsulat pada hari yang sama dengan Khashoggi. Sayang, menurut Saudi, kamera pengawas di gedung tersebut tidak merekam kejadian itu.

Namun, fakta lain muncul kemarin. Pemerintah Turki mengaku punya bukti pembunuhan berencana terhadap Khashoggi. Intelijen AS dan Turki memaparkan kepada Washington Post bahwa rekaman audio dan video Khashoggi pada hari nahas itu ada.

"Anda bisa mendengar suaranya (Khashoggi, Red) dan suara pria lain bercakap-cakap dalam bahasa Arab. Anda bisa mendengar dia diinterogasi, disiksa, lantas dibunuh." Demikian bunyi pernyataan tertulis intelijen.

CEO Global Security Group David Katz menyatakan bahwa klaim intelijen AS dan Turki itu sangat mungkin memang benar. Intelijen Turki bisa jadi sudah memasang penyadap atau alat perekam khusus di gedung konsulat tersebut tanpa sepengetahuan Saudi.

"Anda tidak membutuhkan hasil forensik lagi jika memiliki bukti (rekaman)," tegasnya. (sha/c10/hep)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jamal Khashoggi Lenyap, Turki Geledah Konsulat Saudi


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler