jpnn.com, JAKARTA - Direktur Eksekutif Maarif Institute Abdullah Darraz mengajak umat muslim Indonesia mengurangi menggunakan gadget selama bulan puasa Ramadan ini.
Gadget dianggap menjadi faktor yang mendorong manusia bersikap individualisme serta menggerus sikap gotong royong yang menjadi budaya bangsa ini.
Darraz mengingatkan dakwah wali sanga, salah satu ajaran yang diperkenalkan pada masyarakat nusantara ialah semangat gotong royong yang kini menjadi bagian dari jiwa masyarakat Indonesia.
BACA JUGA: Ngabuburit Bersama BKNP PDIP, Ngawati Al Zastrow: Islam Mengajarkan Harmonisasi Manusia dan Alam
Namun, kemajuan teknologi justru membuat semangat kebersamaan atau gotong royong di setiap masyarakat menjadi tergerus.
Menurut Darraz, pengaruh gadget yang kemudian memicu lahirnya sikap egoisme, sehingga cenderung terlalu memikirkan diri sendiri daripada memikirkan orang lain maupun bangsa.
“Dengan adanya gadget menjadi pegaruh buat kita sehingga terbiasa dengan egoisme dan individualis, sehingga cenderung terlalu sibuk sendiri, memikirkan diri sendiri daripada memikirkan orang lain maupun bangsa Indonesia ini,” jelas Darraz saat mengisi acara ngabuburit Bersama Badan Kebudayaan Nasional Pusat (BKNP) PDI Perjuangan yang dipandu Rano Karno, Kamis (6/5).
Darraz menganggap semangat bergotong royong justru menumbuhkan rasa empati, peduli lingkungan sekitar, dan perhatian. Ini menjadikan pikiran kritis dan tanggap terhadap lingkungan sosial.
“Gotong royong itu meniscayakan kita punya rasa empati dan peduli, mempunyai perhatian terhadap orang lain, ketika orang lain sedang mengalami kebutuhan tertentu, ya, kita semua harus melakukan kepedulian itu,” urainya.
Baginya, sikap peduli dan gotong royong yang terkikis akan punya dampak bahaya. Karena inilah yang kemudian akan menimbulkan masalah baru seperti disintegritas dalam kehidupan masyarakat. Dan bila sudah pada tahap itu, Darraz menilai lebih jauhnya bisa membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Kalau hal seperti ini sampai terjadi, akan memicu disintegrasi dan kerekatan sosial kebangsaan kita semakin terkoyak," kata dia.
Darraz menilai perlu adanya perhatian khusus akan pentingnya semangat gotong royong, sehingga tumbuh kesadaran lagi. Terutama di kalangan anak muda saat ini.
Dia mendorong adanya pelopor yang menarasikan dan menyebarkan semangat gotong royong, terutama menyebarkan melalui sosial media.
"Kita semua harus prihatin dan berpikir bagaiamana kita bangkitkan lagi semangat gotong royong. Ada hal positif dari sosial media dan kita harus membangun narasi-narasi ini dan menyebarkannya di seluruh media sosial. Kita harus memperkaya narasi melalui gadget yang selama ini dipakai,” ucap Darraz.(tan/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
BACA JUGA: PELNI Setop Penjualan Tiket via Channel Online
BACA JUGA: Satgas Covid-19: Larangan Mudik untuk Keselamatan Bersama
BACA ARTIKEL LAINNYA... IPB: Kementan Punya Cara Cerdas dalam Meningkatkan NTP NTUP
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga