Saya Ingin Jadi Presiden Satpam

Selasa, 04 Maret 2014 – 19:43 WIB
Komjen (pol) Oegroseno (tengah menunjuk ke arah tertentu) ketika masih menjadi Wakapolri saat meninjau lokasi penembakan terhadap anggota polisi di depan KPK, September 2013. Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com - KOMISARIS Jenderal (Komjen) Oegroseno mulai Selasa (4/3) tak lagi menduduki jabatan Wakapolri. Lulusan Akademi Kepolisian 1978 itu telah memasuki masa pensiun

Selama di kepolisian, pria kelahiran Pati, Jawa Tengah, 17 Februari 1956 itu pernah mengemban jabatan penting dan strategis. Antara lain, Karo Ops Polda Metro Jaya, Wakapolda Bangka Belitung, Kapolda Sulawesi Tengah, Kepala Divisi Propam Polri, Kapolda Sumatera Utara.

BACA JUGA: Intip Hakim Selingkuh dengan Kamera Video

Sebelum menjabat Wakapolri, Oegro -begitu biasa pria bertubuh tegap ini disapa- pernah dipercaya sebagai Kepala Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri dan Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan Mabes Polri. Lantas, ke mana Oegro setelah pensiun?

Ternyata, pria yang selama 36 tahun mengabdi di Korps Bhayangkara itu tak ingin jauh-jauh dari persoalan keamanan. Tapi, ia ingin tetap mendapat penghasilan dari profesi barunya nanti. Simpelnya, Oegro ingin menekuni bisnis jasa pengamanan dengan menghasilkan satuan pengaman (satpam) terlatih.

BACA JUGA: Kurir Narkoba tak Gampang Ngoceh

Lebih jauh tentang langkah Oegro setelah pensiun, berikut petikan wawancara dengannya di Mabes Polri;

Setelah tak lagi menjabat Wakapolri, apakah Anda akan tetap memberikan masukan kepada institusi yang telah membesarkan Anda ini?
Niat sebelum menjadi polisi sudah begitu. Berarti sampai mati seperti itu.

BACA JUGA: Saya Bisa Lacak Semua Rekening Mereka

Caranya?
Kita akan berikan masukan secara tertulis kepada Kapolri. Kepada rekan di lapangan kan butuh informasi. Komunikasi itu tetap dibangun. Pensiun itu bukan turun (jabatan). Keliru kalau pensiun (dibilang) turun ya. Kalau main game, itu levelnya tambah tinggi. Sudah pernah melewati level 1 sampai 36 kan? Sekarang level 37, harus lebih bagus. Tantangannya lebih banyak.

Apa sudah punya kesibukan lain setelah ini?
Kalau informil belum. Yang jelas saya ingin kembangkan satpam-lah. Satpam itu bagian dari Undang-undang nomor 2 tahun 2002. Satpam itu belum dikelola dengan sangat baik. Dikelola baik sudah, tapi belum dikelola dengan sangat baik.

Kemarin sebelum saya berhenti, masih ditemukan perusahaan jasa pengamanan ini ijazahnya palsu semua. Saya ambil kesimpulan berarti teroris bisa masuk kalau kita tidak kelola dengan baik. Karenanya saya ingin menjadi Presiden Satpam.

Mekanisme yang rilnya seperti apa?
Jadi begini, nanti satpam se-Indonesia harus ada data, sertifikasi dan kompetensinya. Nanti kitalah yang adakan koordinasi dan pengawasan bersama Polri. Kita tetap berikan terbaik supaya mitra kita, kawan kt terdekat itu satpam itu kita kelola. Ini belum sangat baik.

Apa obsesi anda ingin menjadi presiden satpam itu?
Obsesi saya nanti, ada anggota satpam yang duduk di Komisi III DPR. Anggota satpam loh, bukan kepolisian, bukan Oegroseno.  Kalau 500 ribu satpam di Indonesia milih rekannya untuk menjadi anggota DPR, maka jadi. Ini aset. Anda bisa bayangkan seorang anggota satpam memikirkan dirinya untuk bisa komunikasi dengan Kapolri.

Sebelum pensiun sudah kita bicarakan dengan rekan-rekan. Itu obsesi saya sejak jadi Kapolda. Tidak ada lagi satpam yang jadi tukang parkir, jadi tukang antar minuman, tidak ada.

Sertifikasi satpam yang diinginkan itu seperti apa?
Tetap tidak bisa lepas dari kepolisian. Bagaimana pengamanan TKP (tempat kejadian perkara), bagaimana kalau ditemuan bom, bagaimana identifikasi orang yang menjadi DPO (Daftar Pencarian Orang). Karir dan gaji merea harus jelas. Selama ini satpam buat bulan-bulanan. Satpam itu lini terdepan, semua titik ada satpamnya.

Soal lain. Apa tertarik untuk menjadi Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi?
Saya belum berpikir ke situ. Karena itu kan masih berangan-angan. Yang  penting begini, dimana pun kita berada adalahh untuk negara dan bangsa. Negara dan bangsa butuh pemikiran kitalah. Jangan selalu digerogoti uang (negara dengan) korupsi, itu yang kita paling benci di seluruh dunia itu korupsi.

Apakah ada penawaran untuk menjadi Komisioner KPK?
Itu kan (harus melewati) mekanisme. Tidak ujuk-ujuk kan?

Tapi tertarik atau tidak?
Semua bidang yang tidak membebani kepada negara, itu cita-cita mengabdi kepada negara dan bangsa melalui Polri. Itu tidak pernah saya surut.

Tertarik terjun ke dunia politik?
Saya belum  berani cerita, itu berandai-andailah. Itu politik sulit ditebak, bisa manis bisa pahit. Kita harus banyak belajar dulu. Kita belum banyak belajar kesitu.

Berarti ada rencana untuk terjun ke sana?
Ke manapun. Sekarang di polisi sudah selesai 36 tahun. Tapi kita tidak bisa lepas dari lingkungan Polri. Kita tetap memberi kontriusi kepada ibu kandung kita. Polri kan ibu kandung saya. Saya kan putra kandungnya.

Apakah sudah ada tawaran jadi duta besar atau lainnya?
Tidak ada. Kebetulan saya banyak rekan wartawan, kalau begitu nanti saya tanya dulu. Paling dekat wartawan itu kan ke politik.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... 400 Ribu Honorer K2 Kecewa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler