Saya Sakit Hati Ibu Dibentak-bentak, Niatnya Pakai Batu Tapi yang Ada Pisau

Kamis, 02 April 2015 – 19:28 WIB

jpnn.com - PALMERAH – Misteri jasad laki-laki yang mengambang di Sungai Angke pada Senin (30/3) terbongkar. Korban diidentifikasi bernama Encas. Setelah ditelusuri dari hasil visum, Encas adalah korban pembunuhan.

Tidak butuh waktu lama, Unit Reskrim Polsek Kembangan menangkap pelaku, yakni Slamet Raharjo yang juga keponakan Encas. Menurut Kanitreskrim Polsek Kembangan AKP Manurung, kasus tersebut berawal pada Sabtu malam (28/3). Korban memanggil Rini, adiknya yang juga ibu Slamet.

BACA JUGA: Polisi Gerebek Pabrik Nata de Coco Berbahan Berbahaya

”Ke mana aja laki kamu kok kagak bantuin renovasi rumah ibu,” kata Manurung menirukan ucapan pelaku. Encas pun mengolok-olok ibu Slamet yang akhirnya mengadu ke anaknya. Slamet tidak terima dengan perlakuan sang paman. Pria 20 tahun itu langsung menghampiri Encas. Slamet dan Encas akhirnya terlibat cekcok sehingga harus dipisahkan warga. Slamet membiarkan pamannya meracau.

Namun, warga Bojong Kavling, RT 16, RW 4, Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat, tersebut masih menyimpan dendam kepada pamannya. Saat Encas pergi ke gubuk pembuatan ikan cue di bantaran Sungai Angke, pelaku mengikuti dari belakang. 

BACA JUGA: Tipu Calon Bintara, Ngakunya Keluarga Kapolri

Saat itu, Slamet nekat menantang Encas berduel. Korban kalah lincah. Tetapi, pria berusia 35 tahun itu tetap melawan sehingga membuat Slamet kerepotan. Slamet berusaha melumpuhkan pamannya pakai balok kayu. ”Tetapi, pelaku malah menemukan pisau untuk menguliti ikan,” jelas Manurung.

Slamet langsung menghunjamkan pisau sepanjang 10 cm tersebut ke dada kiri dan perut pamannya. Encas yang terluka masih bisa menyerang Slamet. Si keponakan lalu mendorong dan menceburkan Encas ke Sungai Angke. Setelah memastikan sang paman hanyut, dia pulang. Dua hari berselang atau Senin, polisi berhasil menangkap pria yang baru menikah sebulan lalu itu.

BACA JUGA: Hobi ‘Kuras’ Barang Milik Majikan

Slamet mengaku membunuh lantaran kesal ibunya diolok-olok pamannya yang mabuk. Padahal, saat itu, ibunya sedang sakit. 

”Saya sakit hati ibu saya dibentak-bentak sama dia. Niatnya cuma mau melukai pakai batu, tetapi yang ada cuma pisau,” kata Slamet. Slamet akan dijerat pasal 351 ayat 1 tentang penganiayaan yang mengakibatkan matinya seseorang dengan ancaman di atas tujuh tahun penjara. (all/mby/mas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Di Sini Cari Narkoba Lebih Gampang Daripada Elpiji


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler