jpnn.com - NAGARI Sigunturtuo, Pessel, Sumbar, memiliki banyak potensi pariwisata yang tidak kalah indahnya dengan lokasi wisata di daerah lainnya.
Elfi Mahyuni, Pessel
BACA JUGA: Ini Bukti Jokowi Kembangkan Wisata Maritim dan Budaya Papua
Pagi kemarin jam tangan baru menunjukkan pukul 06.00. Masyarakat Sigunturtuo telah memulai aktivitasnya meski kabut dan suhu udara dingin masih menyelimuti.
Rasa dingin itu tidak menjadi penghalang masyarakat beraktivitas guna meraih rezeki untuk keluarga mereka.
BACA JUGA: Wisatawan Minta Visa Wonderful Indonesia Tak Hanya Satu Bulan
Kenagarian Sigunturtuo terletak di aliran Batang Tarusan dan sepanjang bukit barisan. Daerah ini memiliki potensi pertanian dan perkebunan sehingga masyarakatnya rata-rata menjadi petani dan buruh. Tanaman durian dan gambir menjadi andalan daerah ini.
Wali Nagari Sigunturtuo Jaidin kepada Padang Ekspres (Jawa Pos Group) menerangkan bahwa penduduk di nagarinya rata-rata hidup dari hasil buruh gampo (tanaman gambir). Dengan menjadi buruh di lahan milik orang lain, mereka mendapatkan upah untuk kehidupan keluarga.
BACA JUGA: Cobain Deh, 4 Rempah-rempah Yang Ampuh Turunkan Berat Badan
Namun, sekarang kondisi masyarakat gampo tidak seperti dulu sejalan dengan mahalnya biaya produksi, perawatan dan nilai jual gambir yang cenderung turun. Pemilik lahan hanya membiarkan gambir mereka tidak dipanen. Ada pula yang mengalihfungsikan lahan mereka untuk ditumbuhi tanaman durian, jengkol dan lainnya.
“Sekarang ini masyarakat yang menjadi buruh tani gampo terpaksa menjadi buruh di daerah lainnya, di luar Kenagarian Sigunturtuo, padahal dulunya kenagarian ini daerah sentral tanaman gambir,” ujarnya.
Lebih lanjut Jaidin menerangkan bahwa Sigunturtuo juga memiliki kekayaan alam yang luar biasa, seperti sebuah kawasan air terjun yang tidak kalah indahnya dengan air terjun Bayang Sani di Kecamatan Bayang Pessel atau air terjun Lembah Anai di Tanahdatar. Namun, potensi itu belum diolah maksimal.
Sarana dan prasarananya masih sangat terbatas, seperti kondisi jalan masih buruk untuk menuju ke kawasan tersebut.
Padahal, jika kawasan ini diolah secara maksimal tentunya akan menambah penghasilan masyarakat yang berada tidak jauh dari sana.
Kawasan air terjun itu bernama Sarasah Siguntur, terlentak di Kampung Sigunturtua yang memiliki keunikan dan keindahan tersendiri. Di dekat air terjun itu ada sebuah lubuk yang bisa digunakan untuk kawasan mandi-mandi.
Kawasan ini bisa dijadikan alternatif tujuan berlibur dengan keluarga dan teman karena suasana alamnya masih asri.
Jarak kawasan air terjun ini dari jalan raya sekitar 2 kilometer. Jalan yang dicor semen baru sekitar 200 meter, sisanya jalan setapak. Pengunjung akan menyeberangi 2 anak sungai.
“Nanti jika kawasan ini ingin diolah, tentu jalannya harus lancar dan jembatan penyeberangan di anak sungai tersebut perlu dibangun. Kita sangat yakin bakal banyak pengunjung ke sini,” tutur Jaidin.
Jaidin menambahkan usulan pembangunan jalan dan jembatan ke kawasan tersebut telah diajukan ke Pemkab Pessel. Namun, hingga kini belum ada realisasnya.
“Pihak kenagarian telah memasukan rencana pembangunan tersebut ke dalam RPJM nagari agar ke depan bisa menjadi skala prioritas pembangunan. Kita sangat berharap dukungan pemprov dan pemkab mengalokasikan dana untuk pengembangan kawasan ini,” ungkapnya.
Menurutnya, kawasan air terjun Sarasah bisa menjadi salah satu kawasan penyangga wisata Mandeh yang sekarang telah berkembang menjadi kawasan wisata baru Pessel yang dikenal hingga mancanegara. (ni/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ayah Bunda, Begini Cara Tepat Mengasuh Anak Kembar
Redaktur : Tim Redaksi