Sayembara Homestay Nusantara Raih Respons Fantastis

Kamis, 13 Oktober 2016 – 14:00 WIB
Homestay. Foto: Natalia Fatimah Laurens/JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Kementerian Pariwisata melakukan segala cara untuk mencapai target 20 juta wisman pada 2019.

Salah satunya dengan menggelar Sayembara Desain Homestay Nusantara 2016.

BACA JUGA: Di Kemenhub Ada Pungli, Polisi Ambil CCTV

Kegiatan yang digelar itu tenyata mendapat respon yang fantastis.

Hingga proses penjurian, akhir September 2016, ada 728 karya arsitektur bercorak nusantara yang membanjiri Balairung Soesilo Sudarman.

BACA JUGA: Revisi PP 77/2014 Karpet Merah buat Freeport dan Newmont?

 Di tingkat nasional, inilah sayembara arsitektur yang paling banyak pesertanya.

“Karya yang terkumpul hingga batas akhir penyerahan 20 September 2016, menembus 728 buah. Antusias para desainer, arsitek, ahli gambar bentuk rumah dalam sayembara Desain Arsitektur Nusantara untuk rumah wisata (homestay), benar-benar luar biasa,” ungkap Ketua Pokja Tim Percepatan 10 Top Destinasi Kementerian Pariwisata, Hiramsyah Sambudhy Thaib.

BACA JUGA: MUI Harapkan Umat Islam Tak Mendemo Ahok Lagi

Hiramsyah menambahkan, tema sayembara berhadiah total Rp 1 miliar itu adalah Sayembara Desain Arsitektur Nusantara.

Seluruh desain arsitekturnya disesuaikan dengan kearifan budaya lokal. Semua diselaraskan dengan arsitektur di 10 destinasi prioritas. 

Dimulai motif arsitektur Danau Toba Sumatera Utara, Tanjung Kelayang Bangka Belitung, Tanjung Lesung Banten, Kepulauan Seribu DKI Jakarta, Borobudur Jawa Tengah, Bromo Tengger-Semeru Jawa Timur.

Kemudian, Mandalika Lombok NTB, Labuan Bajo, Flores NTT, Wakatobi, Sulawesi Tenggara dan Morotai, Maluku.

Semua karya yang dikirim dijamin sudah sangat layak untuk dijadikan model hunian wisatawan.

Dari mulai gambar denah, kamar pemilik bangunan, kamar yang disewakan, serta kamar mandi dan dapur yang bisa digunakan bersama-sama.

Semuanya menampilkan kreasi arsitektur lokal yang keren.

Mau lihat yang model apa? Desain bangunan berupa rumah tunggal? Berlantai satu atau dua? Tipe bangunan berjenis rumah panggung?

Semuanya nyaris tak ada cela. Semuanya sukses membuat pusing dewan juri yang diisi nama-nama top di bidang arsitektur nasional.

Anggota dewan jurinya adalah Eko Alvarez, Endy Subijono, Bambang Eryudhawan, Hari Sungkari, Herry Purnomo, Dharmali Kusumali hingga Ketua Dewan Juri Yori Antar.

Semuanya satu suara. Semuanya mengaku dipusingkan lantaran harus menilai ratusan karya yang bagus-bagus. 

“Tantangannya semua karya yang diserahkan bagus-bagus. inovasi dan kreativitas para arsitek luar biasa. Kami jadi kesulitan untuk mencari karya hebat yang cocok dengan kondisi lokal serta menguntungkan masyarakat lokal,” ungkap anggota dewan juri, Hari Sungkari.

Endy Subijono juga mengaku agak kewalahan lantaran memberikan penilaian kepada 728 karya yang berkualitas bagus.

 ”Basic-nya kan mendesain bangunan rumah 36 mter per segi. Sepertinya nggak ada susahnya. Tapi hasil yang diperlihatkan ke kami luar biasa. Begitu banyak terobosan-terobosan baru arsitektur nusantara yang bisa bermain di 36 meter persegi. Ini luar biasa," ungkap Endy.

“Ini merupakan sebuah terobosan baru. Masyarakat bikin rumah sendiri dan bisa dipakai wisatawan. Banyak sekali karya-karya yang bagus. Yangmengeksplorasi arsitektur nusantara. Saya angkat topi untuk semua ini,” ujar Eko Alvarez, anggota dewan juri lainnya.

Pernyataan dewan juri tadi akhirnya ikut diamini Ketua Dewan Juri, Yori Antar.

Pria yang dijuluki Pendekar Arsitektur Nusantara itu mengaku sangat takjub.

Baginya, sayembara yang didukung Kementerian Pariwisata, Badan Ekonomi Kreatif dan Propan itu bisa banyak memberi inspirasi terhadap pengembangan homestay di destinasi wisata. 

”Sayembara ini luar biasa. Banyak entry yang masuk. Sangat merata wilayahnya, mencakup 10 destinasi wisata nusantara yang tersebar di Indonesia. Sebagai juri, saya merasakan seperti sedang liburan, travelling ke daerah-daerah pedalaman dan melihat begitu banyak inspirasi yang bisa digali dari kelokalan setempat. Saya sepakat bahwa pariwisata indonesia harus berbasis kelokalan,” ungkapnya. 

Setelah masuk fase penilaian, dewan juri mengaku bakal menyiapkan tiga pemenang untuk masing-masing destinasi.

 Pengumuman pemenang penyeraham hadiah oleh Menteri Pariwisata akan dilakukan pada 25 Oktober 2016.

"Sampai sekarang dewan juri tidak ada yang tahu siapa pemenangnya. Sistem penilaiannya beragam, ada yang scoring, ada yang debat, dan pemenangnya baru dibuka saat pengumuman pemenang 25 Oktober 2016," ujar Yori.

Bagi Menpar Arief Yahya, sayembara desain arsitektur nusantara untuk homestay ini penting.

Dia sudah mempresentasikan soal homestay ini di markas UNWTO, lembaga PBB yang mengurusi Pariwisata di Madrid.

"Karakter lokal itu masing-masing akan membuat kawasan itu punya identitas budaya. Ini akan menjadi atraksi tersendiri yang memperkuat destinasi," kata Arief . (adv/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... MUI Memaafkan Ahok soal Berbohong dengan Almaidah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler