SBN Ritel Kini Bisa Dibeli di Aplikasi Bibit, Ini Keunggulannya

Jumat, 21 Januari 2022 – 17:27 WIB
SBN ritel yang dijual ke masyarakat. Foto: dok. Bibit

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menunjuk Bibit, aplikasi reksa dana untuk pemula, sebagai mitra distribusi penjualan Surat Berharga Negara (SBN).

Sigit Kouwagam, CEO Bibit mengajak masyarakat Indonesia untuk membeli SBN dan berkontribusi untuk perekonomian nasional.

BACA JUGA: 40 Persen Penerbitan SBN Prioritas Kuaral IV

“Dalam momentum pemulihan ekonomi nasional, masyarakat yang membeli SBN secara tidak langsung ikut serta dalam membiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara," kata Sigit, dalam keterangan tertulis, Jumat (21/1).

Obligasi Negara Ritel seri ORI021 menjadi SBN Ritel yang diterbitkan pemerintah tahun ini, sekaligus SBN Ritel pertama di 2022 yang dapat dibeli masyarakat di Bibit.

BACA JUGA: Pasar SBN Diklaim Masih Aman

Masa penawaran ORI021 dimulai pada 24 Januari 2022 dan berakhir pada 17 Februari 2022. Pembelian/pemesanan minimal untuk ORI021 adalah Rp 1 juta dan kelipatan Rp 1 juta dengan maksimum Rp 2 miliar.

Bagi yang ingin membeli, cukup mengklik icon atau banner SBN di homepage aplikasi maupun website Bibit.

BACA JUGA: Antisipasi Krisis Global, BI Borong SBN

Dalam hal ini, Bibit bermitra dengan Stockbit Sekuritas untuk mengelola pencatatan dan penyimpanan Rekening Dana Investor SBN milik investor.

Nantinya, setelah investor melakukan pembayaran untuk transaksi SBN, investor akan menerima bukti transaksi berupa Bukti Penerimaan Negara (BPN).

Di dalam BPN, terdapat Nomor Tanda Penerimaan Negara (NTPN) yang diterbitkan langsung oleh negara serta menjadi bukti kepemilikan SBN yang dibeli.

Menurut Sigit, ada beberapa keunggulan berinvestasi di SBN. Pertama, pembayaran kupon dan pokok SBN dijamin 100% oleh negara.

"Jadi, tidak ada risiko gagal bayar. Sebagai informasi, kupon adalah imbal hasil yang akan dibayarkan setiap bulannya," bebernya.

Kedua, imbal hasil yang SBN tawarkan lebih tinggi dari rata-rata bunga deposito bank BUMN.

Menurut Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Deni Ridwan, ORI021 akan ditawarkan dengan kupon fixed atau tetap 4,9%, tenor tiga tahun, dan dapat diperjualbelikan, lebih tinggi daripada suku bunga acuan BI yang saat ini adalah 3,5%.

Ketiga, pajak yang dikenakan pada imbal hasil SBN adalah 10%, lebih rendah dari pajak deposito, yakni 20%.

Terakhir, SBN bisa menjadi pilihan investasi yang memberikan passive income yang konsisten kepada investor karena imbal hasilnya (kupon) dibayarkan setiap bulan.


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler