jpnn.com - JAKARTA - Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku banyak mendengar kecemasan masyarakat jelang pemilihan presiden (pilpres).
Ada juga kekhawatiran dari sejumlah pihak di luar negeri karena kekuatan kedua capres dan cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla berimbang.
BACA JUGA: TV One Bakal Diperkarakan ke Dewan Pers dan KPI
Hal ini, kata SBY, membuat kemungkinan terjadinya makar bila ada pihak-pihak yang kalah dan tidak terima kekalahan itu. Melihat kekhawatiran publik itu, Presiden menginstruksikan jajaran Polri dan TNI untuk menjaga situasi aman dan damai serta menjamin berlangsungnya pemilu yang demokratis.
"Sungguhpun kita ketahui dan amati, bahwa kehidupan masyarakat berjalan normal, tetapi ada sejumlah isu. TNI-Polri harus kerja keras. Kalau pilpres 2004 dan 2009 berlangsung dengan baik, demokratis, aman dan tertib kali ini pun harus bisa," tegas Presiden dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, Kamis, (3/7).
BACA JUGA: Kubu Prabowo-Hatta Sarankan PDIP Mengadu ke Dewan Pers
Presiden tidak menjelaskan secara rinci pihak mana yang cemas akan kekuatan dua pasangan capres-cawapres tersebut. Namun, ia memastikan tidak ada kekacauan yang terjadi setelah hasil pilpres diumumkan.
Ia pun menyebut situasi politik saat ini cukup hangat oleh karena itu TNI/Polri tetap harus siaga menjaga keamanan. Masyarakat pun, ujarnya, harus berpartisipasi menjaga keamanan saat ini.
BACA JUGA: Elektabilitas Hampir Tersalip, Jokowi Tetap Tenang
"Jaga situasi aman dan damai untuk menjamin pemilu demokratis utamanya pada saat pemungutan suara dan minggu-minggu setelah itu sehingga pada saat beralih kepemimpinan berjalan dengan baik," tandas Presiden. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dukung Prabowo-Hatta, Rustriningsih: Pemecatan Sudah Dilakukan
Redaktur : Tim Redaksi