Australia termasuk kawasan Australia Barat akan mendapat manfaat dari pertumbuhan kelas menengah di Indonesia, namun hubungan ekonomi yang lebih erat mesti dibina oleh kedua negara. Hal tersebut dikatakan oleh mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Perth hari Kamis (24/9/2015).

Susilo Bambang Yudhoyono berbicara dalam kuliah umum di Perth USAsia  di Universitas Western Australia dalam kapasitasnya sebagai profesor terbang.

BACA JUGA: Selandia Baru Tambahkan Rancangan Bendera Kelima

Sebelumnya, SBY sudah menerima gelar Doktor Kehormatan dari Universitas Western Australia.

Dalam kuliahnya, SBY mengatakan jumlah kelas menengah Indonesia akan berlipat dua di tahun 20130 menjadi 135 juta orang, sehingga semakin besar kebutuhan ekonomi yang mereka perlukan.

BACA JUGA: Peter Dutton: Kebijakan Pencari Suaka Australia Tidak Berubah


Dr Yudhoyono mengatakan peningkatan jumlah kelas menengah di Indonesia adalah peluang bisnis besar bagi Australia. (ABC News: Greg Pollock)

 

BACA JUGA: Wagub Jawa Barat Deddy Mizwar Shalat Idul Adha di Adelaide

"Ini berarti kesempatan besar bagi bisnis." katanya.

"Jumlah penduduk Indonesia sekarang ini sekitar 250 juta, akan naik menjadi lebih dari 300 juta. Ini artinya kami memerlukan lebih banyak makanan, bisa mencapai 60 persen dari sekarang."

"Beras, tepung, jagung, gula, daging sapi dan kedelai, dan saya kira bila kita bisa mengkombinasikan potensi pertanian di Australia Barat, dengan Jawa Timur, maka kita akan bisa menciptakan peluang bisnis. Pasarnya sudah ada, dan konsumennya sudah ada." lanjut SBY.

Berbicara khusus mengenai Australia Barat, Dr Yudhoyono mengatakan negara bagian ini  bisa memanfaatkan peluang dengan memperkuat hubungan ekonomi dengan Indonesia.

"Bila kita mulai membangun kerangka kerja dalam kerjasama baru antara komunitas bisnis di Australia Barat, dengan mitra mereka di Jawa Timur, maka dalam pandangan saya peluang ini akan bisa dilakukan bersama-sama."

Indonesia diperkirakan akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar keempat di dunia di tahun 2050, naik dari posisi nomor 16 sekarang ini.


Mantan Presiden SBY bersama diplomat Indonesia saat berada di Perth.

 

Sementara itu, mantan menteri luar negeri Australia Stephen Smith yang ikut ambil bagian dalam diskusi panel setelah kuliah umum SBY mengatakan Australia Barat akan tertinggal untuk mendapatkan 'kue bisnis' dari Indonesia bila tidak melakukan tindakan sekarang.

"Kalau Australia Barat tidak menjadi pintu masuk ke Indonesia, maka investasi tidak akan masuk ke Australia Barat."

"Jadi sekarang kita harus memulai proses untuk mengatakan kepada Indonesia, kita harus menciptakan kondisi dimana Australia Barat menjadi pintu masuk bagi Indonesia untuk masuk ke Australia."

"Jadi di pertengahan abad ini, dengan banyaknya investasi yang keluar dari Indonesia, kita harus memastikan bahwa kita di Australia Barat dan Australia siap menerima hal tersebut, dan modal-modal itu tidak pergi ke Asia Utara, India atau Eropa." kata Stephen Smith.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Terus Promosikan ASEAN di Australia

Berita Terkait