SBY Bilang, Jangan Samakan Kedelai Dicampur Air

Kamis, 29 Agustus 2013 – 21:39 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Sejumlah pihak menilai, paket kebijakan ekonomi yang diluncurkan Pemerintah beberapa waktu lalu belum tepat sasaran. Kebijakan ekonomi tersebut belum berhasil membuat kondisi di lantai bursa dan pasar keuangan membaik.

Kenyataan ini juga diakui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Makanya, ia meminta pasar di sektor keuangan memahami bahwa pemerintah tengah bekerja keras memperbaiki kondisi ekonomi di dalam negeri.

BACA JUGA: Wamen Sebut USD 200 Ribu Urusan Pribadi Sekjen

"Pasar ini memerlukan pengetahuan atau pasar mesti mengerti bahwa kita bekerja dengan sungguh-sungguh, mengikuti apa yang kita lakukan untuk memastikan apa yang kita lakukan bahwa paket kebijakan itu dijalankan," jelas Presiden SBY di kantornya, Jakarta, Kamis (29/8).

SBY memaparkan, sejak paket kebijakan diluncurkan, pihaknya terus memonitor bahkan melakukan evaluasi terkait pelaksanaan kebijakan tersebut. Namun,  dia menekankan, paket kebijakan tersebut memang tidak bisa serta merta dirasakan langsung dengan cepat. Setidaknya, tetap dibutuhkan langkah-langkah yang tepat sehingga evaluasi dari masing-masing kementrian di bidang perekonomian

BACA JUGA: Bantah Wakili Ayah

SBY menuturkan, paket kebijakan ekonomi tersebut tidak serta merta bisa langsung dirasakan dengan cepat. Setidaknya, diperlukan sejumlah tahapan hingga akhirnya bisa dirasakan dampak positif dari pemberlakuan paket kebijakan ekonomi tersebut.

"Tentu sebuah kebijakan atau yang sering kita sebut, policy respon dan langkah tindakan yang kita lakukan tidak serta merta rasanya dirasakan minggu ini, atau minggu depan. Lazimnya ada satu kurun waktu, untuk mendapatkan impact tentu yang kita harapkan positive impact, dampak positif dari semua ini," tegas SBY.

BACA JUGA: Putra Hilmi Aminuddin Mengaku tak Tahu Soal Uang Rp 40 Miliar

SBY pun sempat berseloroh. Menurutnya, dampak positif dari paket kebijakan ekonomi tidak bisa disamakan seperti kacang kedelai dan dicampur dengan air, yang hasilnya bisa dirasakan langsung. Namun dia menekankan, telah menginstruksikan kepada seluruh menteri teknis terakit untuk terus bekerja keras menjalankan serta mengelola kebijakan-kebijakan ekonomi terkait.

"Apa yang kita lakukan ini betul-betul  kita lakukan agar hasilnya efektif dan kita rasakan (tidak seperti mencampur air dengan kacang kedelai). Sampai sekarang pun, para menteri teknis tidak berhenti untuk mengelola dan melakukan sesuatu. Saya berharap apa yang sudah ditetapkan paket kebijakan benar-benar dijalankan," sambungnya.

Sementara itu, Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah menyatakan kenaikan BI Rate 50 poin menjadi 7 persen, belum berpotensi terjadinya krisis moneter. Menurut dia, kondisi perekonomian pada 2008 lalu, masih jauh lebih buruk dibanding saat ini.

"Di Oktober 2008, BI Rate mencapai 9,55 persen. Kondisi saat ini terus kita waspadai, tapi kalau dibilang krisis, jawabannya tidak. Sektor riil dan konsumsi masih tinggi," tutur Firmanzah di Kompleks Istana Kepresidenan. (flo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nomor Seri Dollar Rudi dan Sekjen ESDM Berurutan?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler