jpnn.com, JAKARTA - Ketua Majelis Tinggi Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjelaskan dua alasan sehingga partainya belum setuju pengesahan Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja pada Senin (5/10) kemarin. Alasan pertama, kata SBY, aturan sapu jagat tersebut masih memiliki banyak permasalahan.
Satu di antaranya tentang desain konsep dasar dari pembentukan aturan tersebut. UU Ciptaker ini belum jelas terkait penciptaan lapangan pekerjaan, investasi, atau menyangkut ekonomi.
BACA JUGA: PBHI: Penanganan Demo Pengesahan RUU Cipta Kerja Langgar HAM, Brutal dan Represif
Menurut SBY, pengesahan UU Ciptaker tidak perlu dilakukan buru-buru, ketika terdapat permasalahan. Dengan begitu, tidak menimbulkan masalah lebih besar pada masa mendatang.
"Jadi, perlu waktu untuk menuntaskan supaya clear. Kalau RUU masih ada masalah-masalah yang mungkin juga serius, disahkan, hampir pasti begitu dijalankan, nanti menimbulkan masalah yang lebih besar lebih luas lagi," terang SBY dalam keterangan resmi yang disiarkan akun Youtube Susilo Bambang Yudhoyono, Senin (12/10).
BACA JUGA: 14 Perwira Tinggi TNI Terkena Mutasi dan Promosi Jabatan, Nih Namanya
Selain itu, kata SBY, suara rakyat yang menolak pengesahan UU Ciptaker begitu tinggi. Seluruh elemen bangsa dari buruh, pekerja, pecinta lingkungan, hingga aktivis lingkungan, menolak pengesahan aturan tersebut.
"Nah, Demokrat berpendapat kalau penolakan itu tinggi dan begitu disahkan hampir pasti terjadi perlawanan," beber dia.
BACA JUGA: Tegas, Sikap Bang Neta IPW Terkait Aksi Demo Tolak Pengesahan RUU Cipta Kerja
Lebih lanjut, presiden keenam RI itu mengatakan pemerintah dan DPR bisa kembali membahas dengan teliti ketika UU Ciptaker ditunda pengesahannya. Suara yang menolak pengesahan, perlu didengarkan dan diakomodasi dalam aturan tersebut.
"Nah, kalau ada pihak-pihak yang menolak, DPR bisa berkonsultasi dan pemerintah juga begitu. Kalau konsultasi itu jangan hanya kepada unsur-unsur yang setuju, karena itu, wong, sudah setuju, kok. Justru yang belum setuju itulah diajak bicara, insyaallah ada titik temunya," beber dia.
"Nah ini yang menurut Fraksi Demokrat kemarin belum tepat langsung disahkan," pungkas dia.(ast/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan