jpnn.com - JAKARTA - Kasus somasi dan pelaporan pada polisi oleh pejabat terhadap masyarakat yang menulis kritik di media sosial kini marak terjadi. Menurut Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti tren somasi ini terjadi karena didahului oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono yang kerap melayangkan somasi melalui tim kuasa hukumnya pada sejumlah pihak mengkritiknya.
"Sejak Presiden SBY membentuk tim pengacara dan melakukan somasi, sepertinya trend somasi mulai kemana-mana. Menular seperti virus, semua jadi ikut-ikutan," ujar Ray dalam diskusi 'Menolak Hujan Somasi di Tahun Pemilu' di Jakarta Pusat, Minggu, (23/2).
BACA JUGA: Sosok Iberamsjah di Mata Marzuki Alie
Menurut Ray pelayangan somasi oleh pejabat ini mematikan sistem kebebasan pendapat terhadap masyarakat yang kritis melihat penyimpangan di pemerintahan maupun partai politik. Ia menyatakan, somasi memang hak setiap warga negara, tapi sering disalahgunakan oleh pemilik kekuasaan.
Ray menyakini jelang pemilu ini banyak pemangku kepentingan yang akan melakukan somasi karena tidak ingin nama dicemari oleh kritikan masyarakat.
BACA JUGA: KPK Ingatkan Caleg tak Sembarangan Terima Sumbangan
"Menurut kami somasi ini jadi semacam teror atau intimidasi yang menakut-nakuti masyarakat yang ingin memberikan kritik," sambung Ray.
Menurut Ray, seharusnya pejabat tidak perlu sampai melakukan somasi secara berlebihan karena mereka memiliki akses ke media massa yang lebih besar. Dengan adanya media, kata dia, pejabat bisa melakukan klarifikasi dan membersihkan kritik jika dianggap tidak benar adanya. (flo/jpnn)
BACA JUGA: Caleg Bandel Bakal Diumumkan ke Publik
BACA ARTIKEL LAINNYA... Guru Besar FISIP UI Iberamsjah Wafat
Redaktur : Tim Redaksi