jpnn.com - JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono belakangan ini sering mengeluarkan pernyataan keras dengan penuh emosi. Diantaranya, ketika membantah isu kedekatannya dengan Bunda Putri dan yang terakhir saat berpidato di acara temu kader Partai Demokrat di Sentul, Minggu (27/10) kemarin.
Pakar komunikasi politik, Effendi Gazali menilai sikap presiden ini masih dalam kewajaran. Namun, ia menyayangkan sikap tegas dan keras hanya muncul ketika SBY menanggapi isu-isu yang tidak berkaitan dengan kepentingan bangsa.
BACA JUGA: Tersangka Pemberi Suap ke Akil Bakal Bertambah
"Coba Pak SBY ngomong dengan retorika yang sama saat membahas masalah perlindungan TKI atau soal Blok Mahakam," kata Effendi kepada wartawan di gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (28/10).
Menurutnya, masyarakat ingin melihat SBY berbicara dengan penuh semangat dan emosi mengenai isu-isu yang bersinggungan langsung dengan mereka. Bukan hanya saat membahas masalah yang bersinggungan dengan pribadi atau partainya.
BACA JUGA: Penghitungan Suara Pakai IT, KPU Butuh Payung Hukum
Lebih lanjut, Effendi menilai saat ini adalah waktu yang paling tepat bagi SBY untuk menunjukan keberaniannya kepada masyarakat. Pasalnya, tidak lama lagi sang presiden akan habis masa jabatannya.
Effendi khawatir jika SBY tidak berbuat sesuatu, masa kepemimpinannya tidak akan meninggalkan kesan apa-apa di masyarakat.
BACA JUGA: Fathanah Tuding KPK Copy Paste Surat Tuntutan Wa Ode
"Jangan-jangan nanti kalau ditanya apa legacy pak SBY? yang diingat cuma 1000 persen, 2000 persen," ujarnya. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sambil Menangis, Fathanan Sebut Jaksa KPK Sembrono
Redaktur : Tim Redaksi