SBY Dinilai Mendramatisir Reshuffle Kabinet

Senin, 17 Oktober 2011 – 00:18 WIB

JAKARTA - Ketua Umum Jenderal Soedirman Center (JSC), Bugiakso menilai reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II yang kini ada di tangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya berubah menjadi sebuah drama politik yang menyita ruang-ruang publik tapi tidak bermanfaat bagi bangsa dan negara ini.

"Desakan reshuffle kabinet awalnya datang dari masyarakat sebagai respon atas keraguan publik terhadap sejumlah anggota kabinet Presiden SBY yang disebut-sebut tersangkut dengan dugaan tindakan pidana korupsiOleh SBY, desakan reshuffle kabinet itu malah didramatisir menjadi sebuah pertunjukkan klosal di negeri ini," kata Bugiakso, di Jakarta, Minggu (16/10).

Padahal lanjut Bugiakso, semua drama klosal yang disajikan presiden tentang reshuffle kabinet itu sama sekali tidak ada manfaat dan nilai pendidikannya terhadap demokrasi dan tata kelola pemerintahan

BACA JUGA: KPK Harus Periksa Jaksa Perkara Mochtar Muhammad

"Yang ada justru sebaliknya merugikan masyarakat karena dramatisasi reshuffle itu tanpa disadari telah memenuhi ruang-ruang publik yang ada di media massa sementara substansi dari desakan masyarakat antara lain copot anggota kabinet yang jadi gunjingan malah tidak disentuh," tegasnya.

Padahal, masalahnya sangat simple, masyarakat minta presiden mencopot dua pembantunya yang bermasalah hukum yakni Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng dan Menakertrans Muhaimin Iskandar.

"Oleh SBY, permintaan tersebut 'diselewengkan' dengan cara melibatkan elit partai politik dan menggemukan kabinet dengan cara menambah jabatan wakil menteri yang ujungnya-ujungnya harus dibiayai rakyat," imbuh Bugiakso.

Selain itu dia juga menegaskan bahwa sosok SBY terbukti bukanlah seorang pemimpin tapi lebih cocok sebagai "Pandito" yang selalu memperlihatkan wajah prihatin tapi tidak bertindak untuk suatu perubahan.

"Kalau pemimpin itu jelas harus tegas, cekatan dan tidak pandang bulu
Sementara 'Pandito' harus bersikap prihatin, serius tapi tidak jelas apa yang harus dilakukan hingga perlu mengajak elit koalisinya," kata Bugiakso.

Tapi ingat, 'Pandito' menurut Bugiakso, adalah seorang tokoh dalam pewayangan yang mau menerima orang siapa saja dan dari manapun latarbelakangnya

BACA JUGA: Menteri Demokrat Dipanggil, Minus Freddy dan Darwin

Meskipun orang tersebut dari orang bersalah sekalipun
"Orang-orang yang dirasa dan dinilai bermasalah itulah yang kini mayoritas mengelilingi Presiden SBY," tukasnya

BACA JUGA: Sikap PKS Tunggu Pengumuman Reshuffle

(fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kabinet Baru Dilantik 19 Oktober


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler