JAKARTA - Juru Bicara Partai Demokrat (PD), Hinca Panjaitan mengatakan, pidato presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Cikeas, Bogor (11/7) yang dinilai mengkritik media karena memojokan partainya bukan merupakan kritikan terhadap pers melainkan sebagai hak jawab atas pemberitaan.
"Pidato presiden SBY merupakan hak jawab bukan kritikan terhadap pers," kata Hinca saat diskusi bertajuk Pers Indonesia di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (6/8).
Menurutnya, dalam Undang-Undang Pers, media itu berfungsi sebagai kontrol sosial masyarakatTetapi, dalam melakukan kontrol tersebut harus dilengkapi dengan klarifikasi dan konfirmasi sehingga dihasilkan pemberitaan yang tidak merugikan salah satu pihak
BACA JUGA: Citra SBY Dirusak Marzuki, Dipo Alam dan Ruhut
"Fungsi pers kontrol sosial, lalu siapakah yang mengontrol Si tukang kontrol (wartawan)," ujarnya.Ditempat yang sama, Ketua komisi pengaduan Dewan Pers, Agus Sudibyo menilai, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maupun kader Partai Demokrat tidak bisa menyampaikan kritik yang apriori.
Menurutnya, pernyataan yang dikeluarkan ketua DPR RI, Marzuki Ali dengan menyebut Pers telah memelintir pemberitaan tentang pembubaran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dinilai berlebihan
Dikatakan Agus, SBY dikelilingi penabuh gendang yang sering menyebar kontroversi sehingga menciderai citranya sebagai Presiden.
Seperti diketahui, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merasa gerah dengan sejumlah pemberitaan di media massa yang dinilai telah menyudutkan partai berlambang bintang mercy tersebut.
Satu hal yang disesalkan SBY salah satunya ialah isu mengenai kepergian Nazaruddin ke luar negeri yang dimuat sejumlah media yang bersumber dari nyanyian Nazar dari pesan BlackBerry messanger (BBM)
BACA JUGA: Akhir Masa Jabatan, Pers jadi Musuh Presiden
BACA JUGA: September, Moratorium PNS Dimulai
(kyd/jpnn)BACA ARTIKEL LAINNYA... Proyek RS di Unair Berbau Nazaruddin
Redaktur : Tim Redaksi