SBY Harus Benahi Koalisi

Kamis, 18 Maret 2010 – 19:23 WIB
JAKARTA — Pengamat politik Eep Syaifulloh Fatah menegaskan, Partai Demokrat harus menyikapi perubahan konstelasi koalisi dengan cepat dan tepat, menyusul terjadinya pemb.elotan Partai Golkar dan PKS dalam pansus skandal Bank centuryPasalnya, kata Eep, jika tidak ditanggapi dengan cepat ke depannya SBY akan menjalankan pemerintahannya hanya dengan Partai Demokrat."Saat pansus, Partai Golkar membangkang, PKS melawan dan PPP berkhianat

BACA JUGA: Dicecar KPK 7 Jam, Politisi Demokrat Bungkam

Karena itu, koalisi ini tidak akan menjamin mampu mengawal pemerintahan hingga tahun 2014," kata Eep dalam sebuah seminar di Jakarta, Kamis (18/2).

Menurut Eep, posisi politik SBY saat ini berbeda dengan situasi ketika SBY berpasangan dengan Jusuf Kalla
"Dimana, Jusuf Kalla berasal dari partai besar seperti Partai Golkar

BACA JUGA: Popularitas Boediono-Sri Mulyani Naik

Kini, Boediono yang yang notabene bukan dari Parpol tidak bisa menggantikan posisi Jusuf Kalla
Beda asal, beda peran

BACA JUGA: HMI-MPO Ajukan Uji Materi UU Kejaksaan

Dan ini akan sangat menentukan masa depan SBY dalam lima tahun ke depan," Eep menambahkan.

Diantaranya SBY-JK memenangi Pilpres dalam dua putaran dengan perolehan 61 persen suaraPemerintah saat itu membangun koalisi dengan 10 partai politik pendukung pemerintah dan menguasai 420 kursi atau sekitar 76 persen di parlemenNilai potensial juga dimiliki SBY saat berdampingan dengan Boediono, yakni memenangi Pilpres dalam satu putaran dengan perolehan suara mutlak 60,8 persenMembangun koalisi dengan 6 partai politik dan menguasi 424 kursi di DPR RI atau sekitar 75,7 persen.

‘’Masalahnya adalah, ditengah jalan ternyata koalisi ini tidak solidLegitimasi dari kepemimpinan SBY-Boediono yang berasal bukan dari parpol, menjadikan SBY seolah berjalan hanya dengan DemokratIni menunjukkan adanya perlawanan politik meski secara tidak langsung,’’ kata Eep.Eep pun mengatakan, SBY yang saat ini belum menunjukkan sikap tegas terhadap partai koalisi yang tidak sejalan dengan pemerintah, dikatakan sebagai strategi SBY untuk merapatkan kembali barisan partai koalisi.

SBY akan menunjukkan kekuatannya sebagai pemegang kekuasaanBisa saja resuffle kabinet meski itu sangat beresiko tinggi"Kita lihat saja Oktober nanti saat dilakukan evaluasi kabinetnyaKarena para menteri sudah menandatangani kesepakatan siap di evaluasi,’’ kata Eep.Sebagaimana diketahui, hasil kesepakatan koalisi telah menempatkan beberapa menteri di Kabinet Bersatu bentukan pemerintahan SBY-BoedionoDari PPP terdapat nama Suryadama Ali dan Suharso MonoarfaDari PKS ada Tifatul Sembiring, Suharna Surapranata dan SuswonoDari Golkar ada Agung Laksono, Fadel Muhammad dan MS HidayatDari PDIP meski bukan partai koalisi, namun Demokrat memberikan dukungan pada Taufiq Kiemas untuk menjabat sebagai Ketua MPRDari PAN ada Hatta Radjasa, Zulkifi Hasan dan Patrialis Akbar sedangkan dari PKB ada Muhaimin Iskandar dan Helmy Faishal Zaini.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Susno : Saya Kabareskrim Tak Ada Markus


Redaktur : Auri Jaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler