JAKARTA - Politisi PDI-Perjuangan (PDI-P), Pramono Anung mengibaratkan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) laksana koboi yang sudah mengeluarkan pistol tapi disarungkan kembaliPenilaian Pramono itu terkait pernyataan SBY tentang evaluasi parpol anggota koalisi.
"Gaya SBY kayak koboi yang sudah mengeluarkan pistol, tapi dimasukan kembali ke sarung, sebelum pistol itu melontarkan pelurunya," kata Pramono Anung dalam diskusi di Akbar Tandjung Institute, Kamis (3/3).
Akibat pistol itu dimasukan kembali, lanjut Pramono, maka ini SBY menjadi sasaran empuk para politisi yang memiliki jam terbang tinggi
BACA JUGA: Nasib Ahmadiyah Diputus Bulan Ini
"Siapa para politisi yang yang memiliki jam terbang tinggi dan berpengalaman itu? Jangan di sini saya ungkapDalam kesempatan itu Pramono juga menilai singkatnya bulan madu yang terjadi di Sekretariat Gabungan (Setgab) koalisi partai pendukung pemerintahan SBY-Boediono
BACA JUGA: Kader Parpol Anggota Setgab Diminta Hentikan Manuver
Dirincikannya, SBY-Boediono dilantik pada Oktober 2009Namun baru 2,5 bulan sejak pelantikan, tepatnya Januari 2010 bulan madu selesai dan diganti dengan hiruk-pikuk soal skandal Bank Century
BACA JUGA: Banyak PNS Doyan Selingkuh
"Yang bermuara pada terbentuknya Pansus DPR untuk menyelidiki dana talangan untuk Bank Century sebesar Rp6,7 triliun," kata Pram.Sementara bulan madunya, imbuh Wakil KEtua DPR iru, dibawa kabur oleh GolkarKondisi semakin lebih rumit lagi ketika SBY tidak lagi menjadi media darling
"Apapun yang dilakukan SBY salah terusSoal tangan SBY yang terlalu tinggi diangkat saat berpidato atau mata yang sembab pun disalahkan media," kata Pramono.
Meski demikian Pramono tetap tidak setuju dengan ide perlunya menyudahi pemerintahan yang kinerjanya lambanPram menegaskan, pergantian Presiden tetap harus harus menunggu 2014.
"Saya tidak setuju pemerintahan SBY digulingkanKalau dinilai tidak memiliki kinerja yang baik, jangan pilih partai yang mengusungnya saat Pemilu Presiden 2009 lalu," tukas Pram(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Problem Pemerintah Bukan Karena Koalisi
Redaktur : Tim Redaksi