SBY Kritik Industri Televisi

Rabu, 22 Desember 2010 – 07:39 WIB

JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengkritik industri televisi yang ia nilai kerap memiliki muatan kepentingan pemilik modalSBY meminta televisi nasional bisa lebih berimbang dalam pemberitaan

BACA JUGA: Panitia Natal Rehab Masjid di Mentawai



SBY mengatakan, meskipun ada idealisme pers agar media netral dan independen, namun selalu ada posisi, sikap, dan keberpihakan
"Saya tahu, mungkin itu juga politik atau kepentingan pemiliknya, the owner, atau barangkali manajemen yang juga memiliki visi tertentu," kata SBY dalam peresmian pemancar digital di TVRI, kemarin.

Presiden menganggap wajar keberpihakan tersebut

BACA JUGA: Program Remunerasi Jadi Beban Negara

Namun, ia berpesan agar tidak terlalu berlebihan
"Tidak apa-apa, politik memang begitu, demokrasi pun begitu

BACA JUGA: Busyro Dorong Percepatan Revisi RUU KY

Yang penting jangan sangat berlebihanKalau terlalu berlebihan, apalagi vulgar, vocal, rakyat tidak suka," kata SBY.

SBY mengaku kerap menonton stasiun televisi asingDari televisi asing yang ia tonton, menurut SBY, tidak ada yang menjelek-jelekkan bangsa sendiri"Rasanya, tidak terlalu suka mereka menjelek-jelekkan bangsanya sendiri," kata SBY, sambil mencontohkan Channel News Asia- Singapura, CCTV - RRT, dan Arirang - Korea, sebagai televisi yang ia tonton.

Presiden mengatakan, kinerja pemerintah memang ada yang jelekNamun, kata SBY, juga ada yang baikPresiden meminta televisi nasional memberitakan keduanya"Yang tidak betul adalah manakala kita tahu ada yang baik-baik ada yang jelek-jelek, yang diangkat yang jelek-jeleknya sajaAgak malu mengangkat yang baik," kata SBY.

SBY kemarin meresmikan pemancar televisi digital TVRI stasiun Jakarta, Surabaya, dan BatamDengan teknologi digital, siaran televisi bisa menjadi interaktif karena televisi bisa memiliki banyak kanalKualitas gambar dan suara digital juga lebih jernih dibanding analogSecara nasional, seluruh televisi diharapkan bisa bermigrasi ke siaran digital pada 2017Sehingga 2018, diharapkan menjadi tahun berakhirnya era televisi analog

Presiden kemarin juga melakukan telekonferensi dengan stasiun Batam dan SurabayaDengan stasiun Surabaya, SBY berdialog dengan Gubernur Jawa Timur Soekarwo"Kumis Pak Dhe Karwo nampak terang," canda SBY, memuji kualitas gambar digital"Kumis ini menandakan kemesraan, dan menghilangkan kemiskinan,' jawab Soekarwo(sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Cabut 154 Perda Diskriminasi Perempuan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler