jpnn.com - JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono beserta Wakil Presiden Boediono dan Ibu Herawati Boediono melantik dan mengambil sumpah 14 Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) untuk negara sahabat. Di antara para Dubes yang dilantik , terdapat mantan Gubernur DKI Fauzi Bowo dan mantan anggota DPR Yusron Ihza Mahendra.
Awalnya, rencana pelantikan memang sempat menimbulkan kontroversi. Namun, akhirnya diloloskan juga oleh DPR.
BACA JUGA: Dana Kampanye Nasdem Rp 41 Miliar
"Bahwa saya untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu dalam jabatan ini, tiada sekali-kali menerima dari siapapun juga, langsung atau tak langsung, sesuatu janji atau pemberian," ujar ke-14 dubes saat mengucapkan sumpah jabatan dihadapan Presiden SBY, di Istana Negara, Selasa (24/12).
Pelantikan para dubes tersebut berdasarkan Keputusan Presiden No. 141/ P/ 2013. Ke-14 dubes tersebut adalah Nurul Komar (Dubes LBBP Kerajaan Brunai Darussalam), Dian Nur Bintoro (Rumania merangkap Rep Moldova), Rahmat Pramono (Wakil Tetap RI untuk ASEAN) berkedudukan di Jakarta, Raudin Anwar (Libya), dan Pitono Purnomo (Kamboja).
BACA JUGA: Kuota Terlewati, Disaring dengan Ranking Lagi
Selain itu, ada Fauzi Bowo (Republik Federal Jerman), Mulya Wirana (Rep. Portugal), Jose Antonio Tavares (Selandia Baru merangkap Kerajaan Samoa), Gerry Rahman (Rep Fiji), Dra Yuli Mumpuni Widarso (Kerajaan Spanyol dan WTO berkedudukan di Madrid), Sugeng Raharjo (RRT merangkap Mongolia), Yusron Ihza (Jepang merangkap Federasi Mikronesia ), Lili Hakim (Swiss) dan yang terakhir Yuwono Agus Putranto (Norwegia merangkap Islandia).
Pelantikan pada Dubes Baru dan Perwakilan Tetap RI itu dihadiri antara lain oleh Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Kesra Agung Laksono, Menkominfo Tifatul Sembiring, Menteri ESDM Jero Wacik, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Sekretaris Kabinet Dipo Alam, dan Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi.
BACA JUGA: Petinggi Hanura Akui Sudah Lama Kenal Penyuap Jaksa
Sementara itu, terkait Fauzi Bowo alias Foke yang akan segera menduduki jabatan barunya, menuturkan banyak sekali yang harus dilakukan terkait posisinya sebagai Dubes RI untuk Jerman. Sebab, baik Jerman maupun Indonesia memiliki posisi strategis di kawasan masing-masing. Kedudukan Jerman di antara negara-negara Uni Eropa cukup menonjol, begitu juga Indonesia di kawasan ASEAN.
"Jadi kalau kita lihat dalam konteks ASEAN itu banyak sekali pekerjaan rumah yang harus kita kerjakan. Kita tahu EU (Europian Union) dengan segala positif dan negatifnya itu juga banyak sekali yang bisa kita pelajari. Kalau bilateral, salah satu tantangan besar adalah untuk mengisi deklarasi Jakarta yang ditangani kedua kepala pemerintahan Pak SBY dan Angela Merkel (Kanselir Jerman)," ungkapnya usai pelantikan di Kompleks Istana Kepresidenan, kemarin.
Di samping itu, lanjut Foke, pihaknya juga harus memperhatikan sector ekonomi antara kedua negara. Sebab, nilai investasi Jerman di Indonesia, cukup besar. Apalagi, tidak lama lagi pabrik mobil Jerman, Volkswagen akan didirikan di Jawa Timur.
"Itu investasi cukup besar dan kedua adalah industri dasar petrokimia, ferostal akan investasi di Irian, ini perlu diberi perhatian dan diberi dukungan untuk realisasinya,"paparnya.
Sementara itu, terkait adanya sejumlah upaya penolakan atas dirinya sebagai Dubes Jerman yang baru, Foke memilih menanggapi dengan santai. Dia mengungkapkan, sudah menjadi hal biasa jika ada pihak-pihak yang resisten terhadap dia. Karena itu, dia berniat merangkul Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Jerman.
"Ya di mana-mana kan sekarang perbedaan pendapat ada aturan main. Ya barangkali nggak kenal, nggak sayang, gitu ya. Karena itu, kita lihatlah,"imbuhnya. (ken)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertamina Bantu Misi Kemanusiaan PMI ke Filipina
Redaktur : Tim Redaksi