JAKARTA -- Sikap melankolis dan melepas tanggung jawab terhadap kisruh daftar pemilih tetap (DPT) yang diperlihatkan capres SBY dinilai sebagai penyebab utama turunnya elektabilitas Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)Turunnya elektabilitas SBY juga dipicu pernyataan Andi Mallarangeng yang menyebut orang Bugis belum saatnya menjadi pemimpin
BACA JUGA: Sembunyikan C1, Langsung Dipidanakan
Hal tersebut dikatakan Direktur Lembaga Riset Informasi (LRI), Johan O Silalahi, saat launching hasil survei LRI terakhir tentang elektabilitas ketiga pasang capres di Menteng, Jakarta, Selasa (7/7)."Ada dua faktor terkini yang membuat elektabilitas SBY jatuh
Pada putaran pertama, lanjutnya, pasangan SBY-Boediono dan JK-Wiranto sama-sama mendapat suara di atas 30 persen, sementara Mega-Prabowo mendapatkan suara di atas 20 persen
BACA JUGA: Soal KTP, Prabowo Masih Belum Puas
"Lalu di putaran kedua, suara Mega-Prabowo akan beralih ke JK-WirantoSementara pakar komunikasi politik Universitas Indonesia, Effendy Ghazali, yang juga hadir dalam launching hasil survei tersebut menaruh hormat atas sikap Direktur LRI yang akan membubarkan LRI jika hasil surveinya tidak akurat
BACA JUGA: Jelang Pilpres, SBY Gelar Dzikir di Cikeas
“Saya datang dan hadir kesini untuk memberikan penghormatan terakhir pada Johan O SilalahiDia sudah berjanji jika hasil surveinya tidak akurat, dia akan membubarkan LRI,” tegas Effendy Ghazali.Dia juga menyatakan penghormatan dan apresiasi terakhirnya pada LRI terkait dengan prediksi LRI di pemilu legislatif April lalu yang memprediksi Partai Demokrat bakal meraih suara nasional 20,8 persenDan begitu akurat“Waktu itu LRI memprediksi Partai Demokrat mendapat 20,8 persen dan hasilnya samaJadi disini ada pertemuan antara metode rasional dan ilmu sihir yang dilansir Ki Gendeng Pamungkas yang memprediksi hasil pilpres 2009 adalah dua putaran,” imbuh Effendy Ghazali(fas/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPU: Bantuan Komputer Mega-Pro Tak Masalah
Redaktur : Tim Redaksi