"Bahwa pada akhirnya harapan itu tidak akan terwujud, setidaknya dalam konteks penahanan Bibit-Chandra oleh Polri, itu bukan lagi soal rakyatTapi lebih pada kapasitas pribadi SBY selaku presiden dalam mewujudkan ekspektasi masyarakat tersebut," kata Desmon J Mahesa, di DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (3/11).
Walaupun demikian katanya, memperhatikan respon masyarakat terhadap SBY yang dirasa belum cukup memuaskan rasa keadilan masyarakat, maka wajar pula masyarakat terus-menerus memperjuangkan rasa keadilannya itu
BACA JUGA: Banggar Kabulkan Tambahan BLT 2009 Rp 68,6 Miliar
"Jika tuntutan itu tidak juga diindahkan, jelas pada akhirnya cara-cara yang dipakai oleh polisi dalam menahan Bibit-Chandra itu harus dibayar terlalu mahal oleh SBY, dalam bentuk kehilangan legitimasi dari rakyatnya," katanya.Ditanya soal kapabel atau tidaknya SBY dalam memenuhi rasa keadilan masyarakat itu, anggota Fraksi Gerindra ini menegaskan bahwa itu sangat tergantung dari leadership seseorang dan tak bisa dipaksakan oleh siapapun - termasuk oleh Tim Pencari Fakta (TPF) yang dibentuknya
BACA JUGA: Mendesak, Pagar Istana Presiden Rp 22 Miliar
(Bagi) siapapun, leadership adalah hal yang melekat secara langsung dalam diri orangBACA JUGA: Menkeu Beri Angin Anggito jadi Wakil Menteri
Presiden lebih memperlihatkan sikap bingungnya dengan cara mengulur-ulur waktu," kata Desmon.Sikap yang sama juga diperlihatkan oleh mayoritas anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat dan koalisinya"DPR lebih dalam posisi menjadi alat stempel dari keputusan pemerintahSikap tersebut secara gamblang bisa dilihat (dalam) begitu kencangnya dukungan kalau pemerintah mengeluarkan sebuah kebijakanTapi kalau ada aspirasi masyarakat yang secara relatif bertentangan dengan keinginan pemerintah, maka terlihat sekali sikap DPR lambat," ujarnya(fas/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kuasa Hukum Antasari Minta Saksi Ditahan
Redaktur : Tim Redaksi