JAKARTA — Perekonomian Indonesia diklaim Pemerintah akan terus stabil meski di beberapa Negara lainnya sedang mengalami krisis ekonomiHal ini disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menyampaikan Rancangan Undang-Undang Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2011 beserta nota keuangannya, Senin (16/8) di DPR RI.
SBY mengatakan, di tengah pemulihan perekonomian global yang masih dibayang-bayangi ketidakpastian, perekonomian Indonesia terus menunjukkan perbaikan
BACA JUGA: Rp 100 Triliun untuk Kurangi Orang Miskin
Beberapa indikator ekonomi utama, seperti neraca pembayaran, nilai tukar, tingkat inflasi, dan kinerja pasar modal, menunjukkan perkembangan yang positif."Posisi neraca pembayaran, baik transaksi berjalan maupun transaksi modal dan finansial, mengalami perbaikan sehingga pada akhir Juli 2010 cadangan devisa kita mencapai lebih dari USD78 miliar, atau setara dengan 6 bulan impor," kata SBY.
Menyinggung soal penguatan nilai tukar Rupiah, SBY mengungkapkan bahwa perkembangan nilai tukar rupiah didukung kecenderungan melemahnya mata uang dolar Amerika Serikat secara global
BACA JUGA: Indonesia Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 7,7 Persen
Hal ini ditunjukkan dengan penilaian berbagai lembaga pemeringkat internasional, dari persepsi stabil menjadi positif dan sekarang berada pada satu level di bawah peringkat investasi."Dengan perkembangan itu, nilai tukar rupiah akan tetap mantap, dan rata-rata sepanjang tahun 2010 diperkirakan berada pada kisaran Rp 9.000 – Rp 9.200 per dolar Amerika Serikat,’’ katanya.
Sejalan dengan kestabilan nilai tukar rupiah, maka laju inflasi selama tahun 2009 secara berangsur-angsur terus menurun
BACA JUGA: Harga Sembako Terus Naik
Angka ini di bawah sasaran yang ditetapkan Pemerintah sebesar 4,5 persen.Menurunnya laju inflasi sepanjang tahun 2009, terutama dipengaruhi oleh rendahnya laju inflasi pada bahan makanan dan komponen barang-barang yang harganya ditetapkan pemerintah.
Sementara itu, kata SBY, pada tahun 2010 ini laju inflasi diperkirakan cenderung meningkat sejalan dengan perkembangan perekonomian dunia yang mendorong kenaikan harga-harga komoditas global, dan inflasi mitra dagang utama IndonesiaPerubahan iklim yang ekstrim juga telah berdampak pada menurunnya produksi pangan dunia.
"Perkembangan inflasi di dalam negeri tentu harus kita waspadai, terutama jika itu berasal dari kenaikan harga bahan-bahan pokokPemerintah terus melakukan tindakan antisipasi dengan melakukan operasi pasar, menjaga kecukupan pasokan dan ketersediaan barang, mengamankan stok di daerah, menjaga kelancaran distribusi barang, mengembangkan sistem logistik nasional, dan mengintensifkan penyuluhan pertanian agar petani lebih siap dalam menghadapi dampak perubahan iklim,’’ kata SBY.
Menurunnya tekanan inflasi sepanjang tahun 2009, dikatakan SBY telah direspon dengan penurunan BI rate sejak Januari 2009Perkembangan tersebut mendorong suku bunga SBI 3 bulan rata-rata dalam tahun 2009, mencapai sekitar 7,6 persen"Ini lebih rendah dari rata-rata suku bunga SBI tiga bulan tahun sebelumnya, tahun 2008, yang mencapai sekitar 9,3 persenKondisi moneter yang stabil diperkirakan akan terus dapat dipelihara dalam tahun 2010 dan selanjutnya," kata SBY.
Berdasarkan perkembangan ekonomi global dan perekonomian domestik tersebut, maka kerangka ekonomi makro dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2011 mengambil dasar perhitungan berbagai besaran dalam RAPBN tahun 2011 sebagai berikut: pertumbuhan ekonomi 6,3 persen; laju inflasi 5,3 persen; suku bunga SBI 3 bulan 6,5 persen; nilai tukar Rp9.300 per dolar Amerika Serikat; harga minyak USD80 per barel, dan lifting minyak sebesar 970 ribu barel per hari.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga 1 Kg Kopi Hampir Rp 2 Juta
Redaktur : Tim Redaksi