JAKARTA -- Finalisasi pembahasan reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II dijadwalkan rampung hari ini (9/10)Sebab, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wapres Boediono telah melakukan pembicaraan secara maraton dan intensif selama empat hari, mulai 6 hingga 9 Oktober.
Dalam rentang waktu itu, SBY lebih sering berkantor di kediaman pribadinya, Puri Cikeas, Bogor, Jawa Barat, dengan kegiatan yang bersifat intern
BACA JUGA: 17 KL Dianggap Tak Serius Jalankan Reformasi Birokrasi
Selanjutnya, ada tiga agenda dalam rangkaian tata ulang kabinet yang direncanakan diumumkan sebelum 20 Oktober tersebut.Yakni, pertemuan dengan pimpinan parpol koalisi, pemberitahuan kepada menteri yang diganti atau digeser, dan pemanggilan calon menteri
BACA JUGA: Demonstrasi di Arab Saudi Tak Ganggu Ibadah Haji
"Presiden SBY punya keinginan kuat untuk merampungkan semua tahap reshuffle minggu depan," imbuhnya.Daniel mengatakan, komunikasi dengan beberapa pimpinan parpol koalisi dalam sepuluh hari terakhir ini tidak terkait dengan reshuffle
Jika menilik jadwal kegiatan kepresidenan, beberapa hari ke depan adalah waktu yang padat
BACA JUGA: Busyro Diminta Tidak Jadi Malin Kundang
Informasi yang diterima koran ini menyatakan, Senin (10/10) SBY akan menerima kunjungan kehormatan presiden SlovakiaSelanjutnya, pada 12-13 Oktober, presiden melakukan kunjungan kerja ke Bangka BelitungSelain itu, ada agenda kunjungan ke Lombok dan Bali sekitar 17-20 Oktober.Daniel membenarkan kabar padatnya jadwal dalam beberapa hari mendatang tersebut"Itu juga menjadi salah satu perhatian presiden," ujarnyaApakah SBY bakal memanfaatkan salah satu kunjungan tersebut untuk mengumumkan reshuffle, misalnya kunjungan di Istana Kepresidenan Tampak Siring, Bali? "Fokus presiden saat ini adalah nama, bukan tempat," tegas peraih gelar doktor dari Flinders University, Australia, itu.
Mengumumkan hasil kocok ulang menteri di luar Jakarta memang pernah dilakukan oleh SBY pada KIB jilid ISaat itu SBY yang masih berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK) menyampaikannya di Istana Kepresidenan Jogjakarta pada 5 Desember 2005.
Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha juga tidak bisa memastikan apakah SBY akan mengumumkan komposisi baru kabinetnya di Istana Negara atau dari tempat lainDia menyebut, hanya presiden yang bisa memastikannya"Itu yang belum saya ketahuiSaya punya informasi yang sangat terbatas soal isu reshuffleTidak ada yang mengetahui, selain presiden," ucap Julian setelah menghadiri akad nikah Ahmad Mumtaz Rais dan Futri Zulya Savitri di rumah dinas Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, ayah Futri, di Jalan Denpasar Raya, Jakarta Selatan, kemarin.
Selain SBY selaku pemegang hak prerogatif, menurut Julian, informasi itu mungkin hanya dipahami Wapres Boediono"Kalaupun ada (yang tahu) itu Wapres BoedionoSebab, Wapres dimintai masukan dan pertimbangan, bersama beliau (presiden, Red) menentukan susunan kabinet," tambahnya.
Di tempat sama, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) Syarief Hasan menyatakan belum mendengar kabar mengenai adanya kader PD di kabinet yang bakal di-reshuffle"Nggak ada tuhKami pasrah dan serahkan sepenuhnya kepada presidenPresiden yang lebih tahu," kata dia, lantas tersenyum.
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Pembina PD Marzuki Alie mengungkapkan bahwa Majelis Tinggi PD yang dipimpin langsung SBY selaku ketua dewan pembina telah melakukan rapat untuk membahas calon-calon menteri yang bakal ditarik atau diajukanIsu yang berkembang menyatakan, dua di antara enam kader PD di kabinet terus disebut-sebut akan terkena reshuffleMereka adalah Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh dan Menteri Perhubungan Freddy Numberi.
Waktu dikonfirmasi soal itu, Syarief lagi-lagi menyatakan tidak tahu"Waduh, tanya Marzuki Alie sajaSaya kan sudah kebanyakan aktif di kabinetJadi, sehari-hari bukan di DPPSaya di dewan pembina," kata menteri koperasi dan UKM itu.
Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad yang juga wakil ketua umum Partai Golkar menegaskan bahwa partainya tetap tenang dalam menghadapi isu reshuffle"Golkar biasa saja, tenang menghadapinyaItu hak prerogatif presiden," ucap Fadel, yang dikabarkan bakal menggeser posisi Agung Laksono sebagai menteri koordinator kesejahteraan rakyat (Menko Kesra)Agung juga menjabat wakil ketua umum Partai Golkar.
Di tempat terpisah, Direktur Eksekutif Political Literacy Institute Gun Gun Heryanto memprediksi Presiden SBY akan tetap menggunakan politik harmoni dan representasi dalam proses reshuffleMeski sejumlah menteri dari partai politik saat ini memiliki integritas buruk di mata publik, SBY bakal tetap mempertimbangkan pengganti dari parpol anggota koalisi
"SBY selalu dilematis karena selalu mempertimbangkan langkah kompromistis," terang Gun Gun dalam paparan yang terkait dengan dua tahun reshuffle kabinet di De Resto Caf", Jakarta, kemarin.
Menurut Gun Gun, Presiden SBY selama ini lemah dalam manajemen kekuasaanIndikasinya terlihat dari proses reshuffleAda proses drama yang terlalu panjang, di mana publik harus mau mengikuti alur yang sedang dibuatSejak reshuffle digulirkan sekitar satu bulan lalu, praktis tidak ada proses yang produktif karena segala urusan dikaitkan dengan reshuffle"Kalaupun orientasinya substansial, seharusnya ada proses yang lebih elegan," ujarnya.
Menteri dari parpol, kecuali PKS, relatif memiliki posisi strategis di parpolMenurut Gun Gun, mereka yang punya posisi penting di parpol cenderung mengefektifkan kementerian sebagai subordinat masing-masing"Saat kunjungan ke daerah, biasanya banyak orang partai yang dilibatkan," tutur dia, mengingatkan.
Namun, sulit melihat adanya manuver SBY menempatkan orang-orang profesional untuk menggantikan sejumlah menteri dari parpolKarena itu, salah satu jalan keluarnya, SBY tetap mengakomodasi pengganti menteri dari parpol, tetapi meminta garansi dari parpol atas sosok yang diajukan"Itu supaya politik representasi berjalanJangan (SBY) hanya memilih figur sentral partai," ucap dia(fal/pri/bay/c11/agm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Paham Moratorium, Pemda Rajin Berkunjung ke BKN
Redaktur : Tim Redaksi