BOGOR - Pemerintah mengklaim telah bekerja maksimal dalam menurunkan tingkat kemiskinanPenurunan angka kemiskinan, dari 16,9 persen di tahun 2004 menjadi 13,3 persen pada 2010 dinilai sudah lebih baik dibandingkan negara-negara lain.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan, upaya mengatasi kemiskinan tidak selalu mudah
BACA JUGA: Parlemen Nilai Boediono Terlalu Pasif
"Saya kira, kalau kita pelajari pengalaman negara-negara lain, negara-negaraberkembang yang bergulat untuk mengurangi kemiskinan, itu tidak selalu mudah untuk secara drastis mengurangi angka kemiskinan," kata SBY dalam rapat paripurna di Istana Bogor, Jawa Barat, kemarin (21/10)Rapat yang membahas optimalisasi anggaran kementrian/lembaga itu dihadiri menteri-menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden
BACA JUGA: Pemerintah Bagikan 142 ribu Hektare Tanah
Wapres Boediono yang baru beberapa jam tiba dari kunjungannya ke Tiongkok, juga turut hadirIa mengatakan, sebuah studi mengatakan, sebuah negara bisa dikatakan baik jika mampu mengurangi angka kemiskinan hingga 0,3 persen tiap tahun
BACA JUGA: Keluarga Kemusuk Gelar Tahlilan
SBY mengatakan, penurunan angka kemiskinan selama enam tahun, atau masa pemerintahannya, sudah mencapai 3,6 persen"Sebenarnya itu masuk rasio bahwa kita bisa menurunkan kemiskinanTapi tentu harapan kita lebih besar lagi, lebih signifikan lagi pengurangan angka kemiskinan," kata SBYSBY mengatakan, saat ini masih banyak yang tidak paham dengan penurunan angka kemiskinanBanyak yang mengira, angka kemiskinan tiap tahun bisa turun antara 2-3 persenPadahal menurut SBY, penurunan angka kemiskinan memang tidak bisa dilakukan secara drastisSBY berharap dalam jangka panjang masyarakat bisa makin sejahtera.
Dalam pengantar rapat, SBY mengatakan, pemerintah sebenarnya masih bisa berbuat banyak dalam menghemat anggaranDengan penghematan 10 persen saja, sudah bisa menyisihkan anggaran yang cukup banyakSBY memberi ilustrasi, dengan anggaran kementrian/lembaga dan transfer ke daerah hingga Rp 600 triliun, jika dihemat 10 persen, sudah setara Rp 60 triliun.
"Itu bisa digunakan untuk banyak hal," kata SBYDia mencontohkan, selama ini alat utama sistem senjata (alutsista) TNI banyak didatangkan dengan utang luar negeri melalui skema kredit eksporDengan dana penghematan tersebut, sudah bisa digunakan untuk menutup kebutuhan alutsista.
SBY juga telah meminta pimpinan lembaga tinggi negara untuk melakukan penghematan di institusinyaKepada para pejabat dan aparat pemerintah, juga diminta untuk menghilangkan kebiasaan boros."Yang biasanya Workshop di hotel-hotel, apa tidak digunakan saja perkantoran," kata SBYDia mengatakan, jika gaji pegawai belum dinilai cukup, pemerintah akan terus mempertimbangkan penghitungan remunerasi yang layak"Tapi tidak dengan akal-akalan, siasat-siasatan yang ternyata pemborosan luar biasa," kata presiden
Usai rapat, Kepala Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto mengatakan, pihaknya akan menyiapkan konsep penghematan di tiap kementrian/lembaga dan pemerintah daerah"Itu sifatnya ada juga penghematan yang bersifat struktural dan fundamental," kata Kuntoro.
Bentuk efisiensi tersebut antara lain dengan menghemat anggaran perjalanan dinas dengan mengurangi jumlah hari kunjunganJuga, mengurangi jumlah delegasi"Ini bisa dilaksanakan segera," kata Kuntoro(sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Darwin Zahedy Saleh Salahkan Ajudan Baru
Redaktur : Tim Redaksi