JAKARTA - Pengamat politik LIPI, Ikrar Bakti Nusa, menilai Indonesia kesulitan memberantas korupsi karena Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak bertindak tegasMenurut Ikrar, SBY memang orang yang cerdas dan sangat santun
BACA JUGA: SBY Anggap Bom Bunuh Diri di Solo Tindakan Pengecut
Namun dalam pemberantasan korupsi, cerdas dan santn saja tidak cukup."Tapi cerdas dan santun tidak cukup
BACA JUGA: Menkopolhukam Maklumi BIN Disebut Kecolongan
Dengan ketegasan, kata Ikrar, maka SBY akan mampu memberikan terapi kejut
BACA JUGA: Intelijen Dinilai Kecolongan
"Dengan terapi kejut, akan bisa memberikan sinar terang di ujung terowongan yang gelap dalam memberantas korupsi," tambahnyaSedangkan praktisi hukum Ahmad Rivai mengakui, ada beberapa keberhasilan SBY dalam menjalankan pemerintahan"Tapi, saya lihat presiden belum berhasil di bidang penegakan hukum," kata Rivai di tempat yang sama
Dia menegaskan, komitmen dalam pemberantasan korupsi juga harus dibarengi dengan pembenahan sistem hukum"Yang punya wewenang pertama membenahi sistem hukum adalah presiden," jelasnya.
Rivai menegaskan, Presiden jelas mempunyai banyak institusi di bidang hukum seperti Polri, Kejaksaan Agung, Menteri Hukum dan HAM untuk membantu menegakkan supremasi hukum"Tetapi kita melihat dinamika itu tidak berjalan baik dan tidak menerapakan sistem hukum maksimal," ungkapnya
Maka dia kembali menegaskan, pemerintahan SBY harus membenahi sistem hukumPresiden, jelas dia, harus lebih mengedepankan bagaimana pola penegakan sistem hukum
"Karena itu berdampak luas terhadap sistem politikKalau kekuasaan bisa intervensi hukum, maka hukum tidak berjalan baikKomitmen presiden diperlukanPaling penting membangun sebuah negara adalah meletakkan sistem hukum," ungkapnya.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Korban Tewas Dua Orang
Redaktur : Tim Redaksi