jpnn.com, BADUNG - Sekolah Dasar Cendekia Harapan menyatakan kesiapan melaksanakan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter mulai tahun 2020, sebagai pengganti Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN).
Ini merupakan sekolah pertama di Bali yang menyatakan siap melaksanakan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter, merespons kebijakan Merdeka Belajar dari Kemendikbud.
BACA JUGA: Peserta UN 2020 Akan Jalani Uji Coba Tes Asesmen Kompetensi Minimum
“Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter yang telah dipersiapkan SD Cendekia Harapan diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu dasar pemetaan mutu pendidikan di Kabupaten Badung dan Provinsi Bali,” kata Kepala SD Cendekia Harapan Lidia Sandra dalam simulasi Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter di Badung, Jumat (28/2).
Berdasarkan rilis resmi Kemendikbud yang tertuang dalam Permendikbud Nomor 43 Tahun 2019 dan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Nomor 1 Tahun 2020, penyelenggaraan Ujian Sekolah diatur sepenuhnya oleh sekolah sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
BACA JUGA: Asesmen Kompetensi Minimum, Siswa Tetap di Depan Komputer Mirip UN
Bahan ujian sekolah untuk kelulusan peserta didik dibuat oleh guru pada masing-masing satuan pendidikan, dan Dinas Pendidikan tidak dapat memaksakan satuan pendidikan untuk menggunakan bahan tertentu dalam pelaksanaan ujian sekolah.
Sementara itu, sekolah yang belum siap membuat bahan ujian sekolah dapat menggunakan bahan penilaian yang diperoleh dari berbagai sumber, seperti soal-soal yang dibuat oleh Kelompok Kerja Guru dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran.
BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Honorer K2 Gelisah Tunggu Perpres PPPK, Presiden Harus Tanggung Jawab Banjir
Terkait kesiapan penyelenggaraan asesmen di SD Cendekia Harapan, menurut Lidia, pada Desember lalu pihaknya sempat mengirimkan Surat Pernyataan Kesiapan dengan melampirkan prototipe soal, kunci jawaban, serta POS Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter SD Cendekia Harapan kepada Mendikbud, serta tembusan kepada Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Provinsi Bali dan Kabupaten Badung.
SD Cendekia Harapan pun telah menginisiasi gerakan Siap Merdeka Belajar di Kabupaten Badung serta telah mengadakan audiensi dengan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Badung pada Rabu (26/2) dalam rangka persiapan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter di SD Cendekia Harapan.
“Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter di SD Cendekia Harapan tahun ini disusun sepenuhnya oleh guru dengan mengacu pada Permendikbud Nomor 43 Tahun 2019. Bahkan SD Cendekia Harapan telah membuat Asesmen Kompetensi yang memenuhi standar PISA dan TIMSS yang dirujuk oleh Kemendikbud," terangnya.
Lidia melanjutkan, hal ini membuktikan bahwa guru-guru Indonesia sangat kompeten dalam membuat perangkat asesmen. Dengan asesmen sejenis pula, SD Cendekia Harapan telah mengantarkan para lulusannya untuk diterima pada usia muda (bahkan sebelum selesai pendidikan pada jenjang SMP dan SMA) di berbagai Universitas bergengsi di luar negeri.
Jenis asesmen yang diberikan adalah asesmen yang sehari-hari digunakan selama ini dalam membentuk kemampuan kognitif dan karakter siswa di SD Cendekia Harapan. Namun belum terfasilitasi sebelum adanya kebijakan Merdeka Belajar.
Lebih lanjut, Juwaria Muqtadir, Kepala Bagian Asesmen dan Evaluasi Hasil Belajar SD Cendekia Harapan menyatakan bahwa peran serta orang tua murid dan Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Badung beserta jajarannya dalam mendukung pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter di SD Cendekia Harapan sangat kuat.
Berbagai pertemuan yang dilakukan selalu membuahkan hasil positif dalam menunjang pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter di SD Cendekia Harapan.
Sebagaimana beberapa sekolah di Kabupaten/Kota lain di luar Bali telah siap melaksanakan Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter pada 2020, adalah sebuah kebanggaan bahwa Kabupaten Badung juga menyatakan kesiapannya.
"Ini adalah sebuah sinyal positif bahwa Kabupaten Badung memiliki potensi besar dalam pengembangan mutu pendidikan nasional. Di saat yang sama, juga membangun optimisme bahwa sumber daya manusia di Bali sangat mumpuni dalam bidang pendidikan dan siap memberikan kualitas pendidikan terbaik bukan hanya kepada WNI tetapi juga kepada WNA sebagaimana Bali adalah salah satu destinasi wisata kelas dunia,” pungkas Juwaria. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad