SD dengan 300 Murid, Hanya Ada Tiga Guru

Krisis Guru di Halmahera Selatan Perlu Mendapatkan Perhatian Serius

Senin, 26 Oktober 2009 – 08:56 WIB
LABUHA– Krisis Guru measih menjadi persoalan serius untuk daerah-daerah di luar jawaDI desa Kukupang, Ibu kota kecamatan Pulau Joronga, Halmahera Selatan saat ini juga tengah mengalami krisis guru yang sangat serius

BACA JUGA: DPD Soroti Pertambangan Batubara di Kaltim

Seperti dilaporkan wartawan JPNN di Labuha, di SD Joronga yang kini memiliki 300 murid, hanya memiliki tiga orang guru yang berstatus PNS
Artinya, satu guru harus menangani 100 murid

BACA JUGA: Lamongan Tambah Penderita HIV

Luar biasa ! Bagaimana kemudian SD ini menghadapi Ujian Nasional?

Lebih parah lagi, SD Joronga merupakan sekolah dasar di Ibu Kota Kecamatan
Dan masuk kategori sebagai SD Inti di wilayah tersebut

BACA JUGA: UMKM Kudus Sulit Tembus Internasional

"Sebagai sekolah inti, seharusnya jumlah gurunya mencukupiApalagi, SD Joronga sebagai SD percontohan di Pulau Joronga," kata Irsyad Baharudin, salah seorang guru PNS di SD Kukupang.

Saat ditemui di Labuha, Irsyad mengeluhkan sarana yang serba terbatas di daerahnya"Guru yang ada hanya tiga orangSementara kami juga harus memenuhi tuntutan melanjutkan kuliah, karena itu sudah menjadi amanat undang-undang untuk meningkatkan mutu guru," kata IrsyadAkibatnya, lanjut Irsyad, banyak kelas yang sering kosong.

Kini Irsyad meminta perhatian kepada pemerintahIa menegaskan bahwa kondisi ini sangat tidak wajarKarena perbandingan antara guru dan murid sangat berbeda jauh" Kalau dihitung, satu guru harus mengajar 100 siswa setiap hariBagaimana kami bisa meningkatkan kemampuan sebagai guru profesional seperti yang diamanatkan pusat," keluh Irsyad

Bukan hanya keterbatasan guru yang dikeluhkan IrsyadMasalah fasilitas sekolah di pulau itu juga sangat minim"Dari empat ruang kelas yang ada, dua diantaranya rusak parahIni perlu mendapatkan perhatian bagi pemerintahan di Halmahera Selatan," Irsyad menambahkanKini, Irsyad bersama-sama dengan masyarakat setempat sedang berupaya untuk menambah tenaga pengajar dari warga masyarakat setempatYakni mengambil lulusan SMA untuk menjadi pengajar di SD"Ini langkah darurat, agar kegiatan belajar mengajar tidak terganggu," Irsyad menambahkan(ici/aj/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jawab Isu dengan Sumpah Pocong


Redaktur : Auri Jaya

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler