SDA: Tak Ada Lagi Islah

Kamis, 16 Oktober 2014 – 18:22 WIB
Suryadharma Ali. JPNN.com

jpnn.com - SURABAYA - Suryadharma Ali menolak ajakan M Romahurmuziy untuk melakukan rekonsiliasi. Pria yang karib disapa SDA itu mengatakan pihaknya tetap akan melakukan muktamar sendiri untuk membentuk kepengurusan yang baru sebagai bentuk perlawanan.

"Udah gak ada lagi islah, saya justru harus melawan karena sudah melampuai batas," kata SDA saat dihubungi wartawan, Kamis (16/10).

BACA JUGA: Sebar Personel Berpakaian Preman di Ruang Sidang

Pria yang sebelumnya menjabat sebagai menteri Agama itu mengatakan aksi Romy dkk sudah melampaui batas. Alasannya, Majelis Syariah sudah diabaikan karena telah menggelar muktamar. "(Dia) Tidak mengakui majelis syariah," katanya.

Tindakan lain yang melampuai batas kata SDA adalah berkaitan dengan pemecatan yang pertama dan  pelaksanaan Mukernas di Cisarua. "Dia juga melanggar keputusan mahkamah partai dan majelis syariah. Dia melanggar perizinan Mabes Polri, dia juga tidak diberikan izin pelaksanan muktamar dari Polada Jawa Timur," katanya.

BACA JUGA: Ketua MPR tak Mau Ambil Resiko

SDA menjelaskan Muktamar VIII PPP yang digelar di Surabaya tidak sah. Menurutnya, penilaian serupa juga dinyatakan oleh Ketua Majelis Syariah PPP, Maimoen Zubair (Mbah Moen).  "Keputusan majelis syariah tak ada yang diterima. Ini tidak pernah terjadi di lingkungan PPP," katanya.

Seluruh pimpinan majelis Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mendorong digelarnya muktamar yang dilaksanakan bersama-sama oleh dua kubu bertikai alias Muktamar Islah. Tanggal 19 Oktober 2014 dinilai sebagai waktu yang paling tepat untuk menggelar forum musyawarah tertinggi partai ini.

BACA JUGA: Panglima TNI: Itu Kebetulan Saja

Mbah Moen sendiri berniat akan mempertemukan dua partai yang berseturu. Rencananya dua kubu akan dipertemukan untuk islah. Waktu yang dianggap tepat adalah 19 Oktober 2014. (awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kepala BIN Minta Pimpinan MPR Benar-Benar Siap saat Pelantikan Jokowi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler