jpnn.com - MATARAM – Meski mayoritas penduduk di Nusa Tenggara Barat muslim, pengembangan wisata syariah ternyata belum berjalan mulus. Banyak faktor yang menyebabkan hal itu terjadi.
Salah satu yang paling utama ialah rendahnya sumber daya manusia travel agent, terutama guide.
BACA JUGA: Garuda Incar Pasar Los Angeles dan New York
“SDM travel syariah di NTB belum memadai dan ini perlu disiapkan dengan baik. Karena travel ini jadi ujung tombak wisata syariah,” kata Ketua Majelis Ulama Indoenesia (MUI) Provinsi NTB Saiful Muslim.
Menurut Saiful, konsep wisata syariah sebagaimana acuan standar internasional, masih perlu di persiapkan SDM-nya dengan matang. Travel agent ini perlu diberikan pelatihan tentang pemahaman konsep wisata syariah yang sedang dikembangan Pemprov NTB.
BACA JUGA: Mandiri Terbitkan Efek Beragun Aset Rp 500 Miliar
Sementara itu, Tim Pusat Penelitian dan Keahlian DPR RI Bidang Agama dan Masyarakat Ahmad Muhaddam Faham menyebut, dari tiga provinsi yang fokus mengembangkan pariwisata syariah, Provinsi NTB dapat dikatakan berbeda
“Karena itu, saya ingin tahu apa alasan dan potensi wisata syariah apa yang akan dikembangkan NTB;” ujar Muhaddam.
BACA JUGA: Kemenpar Geber Paket Wisata Bahari di PATA Travel Mart 2016
Konsep syariah dan halal, sambung Muhaddam, lebih dititikberatkan dalam penerapan apa saja di Provinsi NTB.
Kendati demikian ada salah satu hotel bintang yang betul betul menerapkan konsep syariah dalam pengelolaan. Seperti memisahkan tamu perempuan dan laki yang bukan muhrim. Juga menyiapkan fasiltias ibadah yang baik bagi tamu muslim. (luk/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ratusan Media Mancanegara Bakal Hadiri PATA Travel Mart 2016
Redaktur : Tim Redaksi