jpnn.com - PEMICU banjir di SDN Duren Sawit 08, Jakarta Timur kian bervariasi. Kali ini air menenggelamkan lingkungan sekolah gara-gara tembok jebol. Penyebabnya, tembok yang roboh pada bulan lalu itu hanya diganjal tumpukan karung yang ternyata ambrol.
Tak ayal, air bah langsung masuk ke dalam ruang kelas. Pihak sekolah sangat menyayangkan kinerja Sudin PU Tata Air Jakarta Timur yang hanya memasang tanggul dari karung pasir di samping pagar tembok yang ambruk. Padahal yang dibutuhkan pagar tembok kokoh seperti semula, untuk menahan banjir.
BACA JUGA: Ahok Heran, Pembelian Truk Sampah Ditolak DPRD DKI
Kepala SDN Duren Sawit 08, Supeni, menuturkan, pemasangan tanggul berupa karung berisi pasir tak berpengaruh sama sekali. Buktinya, banjir tetap menerjang sekolah yang terletak di Jalan Rawa Domba, Duren Sawit. Bahkan air menggenangi semua ruang kelas yang ada. Beruntung 450 siswa di sekolah itu sudah diungsikan sejak sebulan lalu ke SDN Duren Sawit 16 dan 17.
”Kami minta ganti rugi agar dibangun pagar tembok lagi oleh Sudin PU Tata Air. Karena penyebab banjir kan adanya proyek pembuatan gorong-gorong oleh Sudin PU Tata Air Jakarta Timur, ya harusnya bertanggungjawab dong,” ujar Supeni.
BACA JUGA: Jalan Panjang Sudah Tergenang
Dia mengaku sudah meminta ganti rugi untuk dibuatkan pagar tembok kembali. Namun sejauh ini unit tersebut hanya memasang tanggul karung pasir. Padahal hal tersebut tak berpengaruh. Akibatnya setiap hujan deras, sekolah menjadi banjir. Kondisi ini diperparah dengan lambatnya proyek pembuatan gorong-gorong, sehingga menambah panjang derita pihak sekolah. Sebab selama proyek berlangsung, seluruh siswa masih diungsikan. KBM-nya di SDN Duren Sawit 16/17, yang jaraknya sekitar 1 kilometer dari SDN Duren Sawit 08.
Banjir menggenangi ruang kelas di sekolah tersebut sejak pukul 03.00 dinihari kemarin. Hingga pukul 15.00, air masih menggenang, dengan ketinggian sekitar 40 cm. Padahal, sebelumnya sebelum ada proyek gorong-gorong, genangan maksimal hanya dua jam, langsung surut.
BACA JUGA: Hujan Deras, Kendaraan Semrawut di Jalan Daan Mogot
Proses penyedotan genangan juga dianggap lambat. Apalagi Sudin PU Tata Air hanya menyiapkan pompa penyedot air. Itupun selang airnya kecil. Kemudian saat cuaca panas, tak dilakukan penyedotan, kendati masih ada genangan.
”Kami hanya berharap agar Sudin PU Tata Air membangun pagar tembok yang roboh. Karena pagar ini untuk penahan banjir agar air tak masuk ke ruang kelas,” imbuh Supeni.
Pihaknya terpaksa terus mengungsikan siswa siswanya ke sekolah lain karena kondisi cuaca masih tak menentu. Ditambah lagi proyek gorong-gorong belum rampung karena rentan memicu terjadinya banjir. Ironisnya sejauh ini Sudin PU Tata Air tak melakukan komunikasi dengan pihak sekolah. Setiap terjadi banjir, hanya lurah dan camat setempat yang mendatangi sekolah.
Terkait hal tersebut, Kasudin PU Tata Air Jakarta Timur, Jatiwaluyo, belum dapat dikonfirmasi. Beberapa kali dihubungi, ponselnya tak memberikan jawaban, walau nadanya aktif. Sementara, Kasie Sarana dan Prasarana Pengendalian Banjir Sudin PU Tata Air Jakarta Timur,Supriyatno, mengatakan, akan mempelajari terlebih dulu persoalan tersebut. Agar tak menimbulkan persoalan di kemudian hari. Hal ini mengingat obyeknya milik pihak sekolah.
”Kami kan sama-sama di pemerintah, jadi akan kami pelajari dulu. Kalau obyeknya di saluran air, bisa dikerjakan. Tapi yang jelas, masalah ini akan kami pelajari dulu, kalau memang memenuhi syarat ya kami kerjakan. Tapi sepanjang hal itu tak mengandung masalah,” ujar Supriyatno. (dni)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Banjir Bangunkan Warga Percetakan Negara
Redaktur : Tim Redaksi