jpnn.com, JAKARTA - Indonesia hanya finis di peringkat lima SEA Games 2017. Target 55 medali emas gagal, cuma dapat 38 emas. Wakil Presiden Jusuf Kalla atau Pak JK kecewa, Menpora pun minta maaf.
Indonesia pernah menjadi negara terhebat di Asia Tenggara. Setiap perhelatan SEA Games, Indonesia nyaris selalu keluar sebagai juara umum. Namun, kini, jangankan juara umum, mendekati tiga besar saja tidak mampu.
BACA JUGA: Gagal Capai Target di SEA Games 2017, Kemenpora Segera Lakukan Evaluasi Menyeluruh
(Ini Perolehan Akhir Medali di SEA Games 2017)
Di SEA Games ke-29 yang diselenggarakan di Malaysia, Indonesia hanya menduduki peringkat kelima. Itu sangat kontras dengan prestasi Indonesia selama kurun 1977 sampai 1997 silam. Saat itu, dalam sepuluh kali penyelenggaraan SEA Games, hanya dua kali Indonesia tidak menjadi juara umum.
BACA JUGA: Ini Perolehan Akhir Medali di SEA Games 2017
”Kecewa lah karena tidak mencapai target yang dicanangkan semula,” kata Wapres Jusuf Kalla terkait prestasi Indonesia di SEA Games Malaysia.
Awalnya, Indonesia membidik setidaknya peringkat keempat SEA Games. Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima), yang berwenang menyelenggarakan pelatnas, menargetkan setidaknya 55 medali emas untuk menembus peringkat itu.
BACA JUGA: Bunuh Diri Bikin Kiper Malaysia jadi Trending Topic
Sayang, realitas di lapangan berbicara lain. Jangankan 55 emas, 50 emas saja mustahil dicapai. ”Ini nomor lima dan agak jauh dengan yang nomor empat,” keluh Pak JK.
Namun, JK memastikan, prestasi buruk di SEA Games akan menjadi bahan evaluasi secara menyeluruh. Sebab, pada Agustus 2018, Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games. ’’Masih ada waktu satu tahun lah untuk meningkatkan latihan,” ungkap JK yang juga menjadi ketua dewan pengarah Indonesia Asian Games Organizing Committee (Inasgoc).
Sementara Menpora Imam Nahrawi bisa memahami kekecewaan masyarakat atas hasil yang diraih kontingen Indonesia. ’’Saya pun harus mohon maaf, saya bertanggung jawab atas ini semua,’’ terangnya.
Imam sudah meminta Satlak Prima maupun KOI untuk mencatat semua hal yang terjadi selama perhelatan SEA Games. Pihaknya akan mengevaluasi apakah itu murni soal atlet, wasit, atau soal-soal nonteknis yang lain. SEA Games akan menjadi tolok ukur peluang prestasi di Asian Games. ’’Saya akan ambil alih secara langsung penanganan prestasi,’’ tutur pria asal Bangkalan tersebut. (nap/irr/jun/byu/c17/ang)
Lifter Indonesia, Deni mencium barbel usai pengalungan medali SEA Games XXIX Kuala Lumpur di MITEC, Malaysia, Selasa (29/8). Foto: Hendra Eka/Jawa Pos
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Gagal di SEA Games 2017, Siapa yang Salah?
Redaktur : Tim Redaksi