Sebuah pabrik di wilayah Coffs Harbour, negara bagian New South Wales, telah didenda $ 250.000 (atau setara Rp 2,5 miliar) setelah tangan seorang siswa yang kerja praktek di sana hancur karena mesin.

Siswa berusia 17 tahun itu melakukan kerja praktek di pabrik Thermal Electric Elements di Toormina, pada bulan Agustus 2014.

BACA JUGA: Polisi Australia Sita 900 Kg Shabu Shabu Bernilai Rp 9 T

Ia tengah melepaskan lempengan logam dari pedal rem ketika tanpa sengaja justru mengaktifkan pisau mesin.

Ujung dari dua jarinya hancur dan harus diamputasi.

BACA JUGA: Komunitas Ahmadiyah di Queensland Kerja Bakti Bantu Korban Banjir

Sebuah penyelidikan oleh lembaga ‘SafeWork’ New South Wales menemukan, perusahaan ini telah gagal untuk memberikan penjagaan yang tepat pada mesin dengan mengubah pengaturannya, sehingga mesin ini tak menutup secara otomatis ketika objek terlalu dekat dengannya.

Laporan ini juga menemukan kurangnya instruksi, pelatihan, informasi dan pengawasan kepada siswa.

BACA JUGA: PBB Kecam Australia Atas Tingginya Jumlah Anak Aborigin di Penjara

Dalam menjatuhkan denda, Diektur Eksekutif SafeWork -Peter Dunphy -mengatakan, hukuman telah memperhitungkan cedera permanen yang dialami siswa dan fakta bahwa prospek lapangan kerja sang remaja di masa depan telah terdampak.

"Ini telah meninggalkan seorang pekerja muda dengan luka seumur hidup," sebut lembaga ini.

"Mengatur mesin sehingga benda ini tetap beroperasi sementara bagian tubuh berada di dekat pisau merupakan suatu tindakan yang menciptakan risiko kesehatan dan keselamatan yang signifikan bagi pekerja.”

"Keputusan pengadilan ini mengirimkan pesan yang kuat kepada komunitas bisnis, akan kebutuhan untuk melindungi para pekerja muda dan rentan agar kejadian tragis seperti ini tak terjadi.”

"Penjagaan keselamatan adalah cara yang sangat sederhana untuk melindungi para pekerja dari insiden terluka parah atau terbunuh."

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

Diterbitkan: 16:15 WIB 05/04/2017 oleh Nurina Savitri.

Lihat Artikelnya di Australia Plus

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengungsi Iran Buat Film Soal Kehidupan Dalam Tahanan Pulau Manus

Berita Terkait