Sebagian Besar Aset Liquid Produk Deposito

Jumat, 30 Juli 2010 – 12:38 WIB
JAKARTA -Hampir separo aset liquid di kawan Asia merupakan produk depositoBahkan, 95 persen segmen premium atau orang kaya di Indonesia menempatkannya dalam bentuk deposito (uang tunai)

BACA JUGA: Ekspor Capai USD 50 Miliar

Berbeda dengan Tiongkok dan sekitarnya
Paling tidak lebih dari 40 persen aset liquid dari para individual segmen premium diinvestasikan ke reksadana, unit trust, serta instrumen investasi lainnya

BACA JUGA: Pajak Pesawat Latih 12 Persen

(Hongkong 44 persen, Taiwan 42 persen, dan mainland Tiongkok 41 persen) serta India (40 persen).

Survei tersebut dipaparkan HSBC terhadap segmen pasar premium di kawasan Asia
Kurangnya minat segmen premium yang memiliki penghasilan di atas Rp 500 juta per tahun berivestasi selain dideposito disebabkan minimnya edukasi mengenai instrumen lain yang dapat digunakan dalam berinvestasi

BACA JUGA: Suku Bunga Kredit Rumah Turun

”Saya pikir yang menjadi penyebab utama sebagian segemen premium masih mengandalkan deposito untuk berinvestasi karena minimnya edukasi mengenai instrumen lain yang dapat dijadikan investasi, seperti reksadana dan saham,” jelas Ivy Widjaja, Head of Premier and Wealth Management HSBC Indonesia di Jakarta.

Selain itu, segmen premium Indonesia memiliki tingkat diversifikasi portofolio investasi yang terendah jika dibanding dengan segmen premium lainnya di kawasan AsiaSetidaknya, saat ini 7 dari 10 individu segmen premium di Tiongkok berinvestasi dalam equity, bahkan Hongkong yang tertinggi dengan 87

Namun, sebagian besar dari segmen ini berhasil mempertahankan atau bahkan meningkatkan kekayaan mereka dibandingkan periode enam bulan laluHSBC Affluent Asian Tracker ini juga memperlihatkan bahwa kalangan investor di Asia mulai di donimasi oleh genersi yang lebih muda, yang turut ambil bagian dalam pengembangan ekonomi di salah satu pasar paling potensial di dunia ini. 

”Setidaknya (80 persen) segmen premium yang disurvei di Indonesia memiliki kekayaan yang sama atau meningkatSecara khusus, (51 persen) mengalami peningkatan kekayaaan dalam enam bulan terakhir dan (29 persen) tetap,” jelas Alfred Rinaldi, Assistant Vice President Investment Sales HSBC Indonesia

Survei HSBC Affluent Asian Tracker ini merupakan yang ketiga kalinya, sebagai  kelanjutan dari survei serupa yang dilakukan pada kuartal IV tahun laluSurvei gelombang ketiga ini dilakukan terhadap 2.072  individu segmen premium, berumur 18-65 di tujuh negara, Hongkong, India, Indonesia, mainland Tiongkok, Malaysia, Singapora, danTaiwan.

Rata-rata usia individual segmen premium di Indonesia adalah di antara yang termuda di kawasan Asia, yakni 39 tahun, dengan profil 7 dari 10 di antaranya menikah dan memiliki anakSedikit berbeda,  Tiongkok memiliki rata-rata usia 36 tahun dan India 38 tahunSementara itu profil segmen premium di Hong kong lebih didominasi gerenasi tua, rata-rata 48 tahunHampir 4 dari 10 di antaranya double income couples with no kids (DINKS)Secara keseluruhan hampir 10 persen segmen premium di kawasan Asia, kecuali Taiwan adalah belum menikah(snd)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Dinilai Tak Serius Kuasai Inalum


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler