jpnn.com - JAKARTA - Lembaga survei Charta Politika dituding melakukan penggiringan opini untuk kepentingan Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok. Tudingan didasari pada foto lembaran kuisioner survei berisi enam pertanyaan yang beredar di media sosial sejak Sabtu (15/10) malam lalu.
Menurut Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Abdul Ghoni, lembaran kuisioner itu berasal dari tangan mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah yang sedang menyebarkannya ke warga di wilayah Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan. Mahasiswa yang dipekerjakan oleh Charta Politika itu dipergoki oleh ketua RT setempat.
BACA JUGA: Jarang Blusukan, Ahok Takut Bertemu Warga?
Menurut Ghoni, setelah diinterogasi dan diteliti, ternyata pernyataan dalam kuisoner yang dibawa mahasiswa tersebut beraroma penggiringan opini terhadap Ahok. Karena itu, sang ketua RT merampas kusioner tersebut.
Ghoni yang juga ketua harian Forkabi menyesalkan cara kotor yang digunakan oleh lembaga survei tersebut. Dia mengharapkan lembaga survei independen, sehingga tidak menjadi alat kandidat yang tengah bertarung dalam Pilgub DKI 2017.
BACA JUGA: Lebih Baik Bersaudara ketimbang Bermain SARA
"Kebiasaan lembaga survei menjual intelektualitasnya demi materi dan kekuasaan harus dihentikan," tegas Ghoni saat dihubungi, Minggu (16/10).
Pertanyaan-pertanyaan dalam kuisioner yang dinilai menggiring opini itu di antaranya "Apakah Jakarta maju karena Ahok?", "Ahok memang kasar tapi itu untuk kebaikan?" dan "Semua hal jelek yang dituduhkan kepada Ahok tidak benar?". Responden diberi tiga pilihan jawaban yakni, setuju, tidak setuju dan tidak tahu/tidak jawab (TT/TJ).
BACA JUGA: Dibuntuti Intel, Jago PDIP Protes
Dia yakin survei tersebut didanai oleh Ahok atau pengusaha yang berada dala jajaran pendukung sang gubernur di Pilkada DKI 2017. Tujuan dari survei tersebut, lanjutnya, untuk meningkatkan elektabilitas Ahok yang terus melorot.
"Mustahil survei penggiringan seperti itu gratisan. Pasti ada pemodalnya untuk pendanaan suvei," tutur dia.
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya melalui akun twitternya sudah mengakui bahwa kuisioner tersebut memang milik lembaganya.
Menurut dia kuisioner itu adalah untuk keperluan survei yang saat ini masih berjalan prosesnya alias belum rampung.
Yunarto membantah ada upaya penggiringan opini oleh pihaknya. Dia mengklaim bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut dimaksudkan untuk pendalaman dan hanya ditujukan kepada responden yang sudah menyatakan mendukung Ahok.
Foto kuisioner sendiri awalnya disebarkan akun twitter politikus Partai Demokrat yang juga mantan staf khusus Presiden Susilo Bambang Yudhohoyono, Andi Arif. (rmol/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mas Agus: Kesalahan Orang Tak Perlu Diributkan
Redaktur : Tim Redaksi