Sebegini Uang yang Mengalir dari Jakarta ke Daerah Selama Lebaran

Selasa, 11 Juni 2019 – 13:25 WIB
Uang Rupiah. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang memperkirakan Rp 9.5 triliun uang dari Jakarta mengalir ke daerah selama musim Lebaran 2019. Hal itu mengacu pada data Kementerian Perhubungan yang memperkirakan 7.346.430 jiwa mudik dari DKI Jakarta, dikali perkiraan masing-masing pemudik menghabiskan Rp 4 juta selama mudik.

"Uang tersebut mayoritas akan beredar di Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, sebagian Sumatera (Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Selatan) dan sisanya Kalimantan, Sulawesi serta Maluku," ujar Sarman di Jakarta, Selasa (11/7).

BACA JUGA: Menhub Beberkan Evaluasi Angkutan Lebaran 2019

BACA JUGA: Kabar Gembira Bagi PNS Usai Lebaran

Menurut Ketua Umum DPD HIPPI DKI Jakarta ini, dana tersebut belum termasuk remitansi dari TKI yang bekerja di luar negeri, yang berjumlah hampir sembilan juta jiwa.

BACA JUGA: Baru 16 Persen Pemudik yang Balik Lewat Terminal Bekasi

Sarman mengakui kesulitan membuat perhitungan gaji TKI karena masing masing negara berbeda. Tetapi jika mengacu perhitungan sangat sederhana, masing-masing TKI diperkirakan mengirim Rp 1 juta selama Idulfitri ke keluarga di kampung halaman. Maka daerah menerima perputaran tambahan sebesar Rp 9 triliun, walaupun kecenderungannya dana tersebut tidak akan dibelanjakan semua.

Menurut Sarman, besarnya uang yang berputar di daerah akan menggairahkan perekonomian di daerah.

BACA JUGA: DPR Sebut Pengguna Jalan Tol Trans Jawa Meningkat pada Mudik Lebaran

"Belanja konsumsi masyarakat tentu saja akan mampu memberikan kontribusi dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi triwulan kedua yang diperkirakan mencapai 5,2 persen, naik dari triwulan pertama yang hanya 5,07 persen," ucapnya.

BACA JUGA: Setelah THR dan Tukin, PNS Juga Segera Terima Gaji Ke-13

Sarman berharap perayaan Idulfitri mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional pada triwulan kedua, karena hampir 60 persen bersumber dari konsumsi masyarakat.

Menurutnya, konsumsi masyarakat di daerah banyak berputar di sektor pariwisata, oleh-oleh khas daerah, aneka produk UKM seperti makanan/kuliner dan kerajinan daerah, batik dan uang saku untuk keluarga yang ditinggalkan.

"Saya kira masa liburan Idul Fitri tahun ini yang hingga sebelas hari, sangat mendukung perputaran uang di daerah. Pemudik lebih leluasa mengatur jadwal wisata di daerah masing masing dan membelanjakan uang yang dibawa yang bersumber dari gaji, THR, bonus dan tabungan selama setahun," katanya.

Untuk memperkuat argumentasinya, Sarman kemudian memaparkan pernyataan dari Bank Indonesia yang menyebut menyediakan dana tunai sebesar Rp 217,1 triliun selama Idulfitri. Jumlah itu naik 13,5 persen dari 2018 yang hanya Rp 191,2 triliun.

Secara khusus Sarman berharap pemerintah mengevaluasi harga jual tiket pesawat selama musim mudik lebaran. Menurutnya, harga tiket yang tinggi jauh dari daya beli masyarakat.

"Kekecewaan masyarakat akan tingginya tarif tiket penerbangan membuat sektor transportasi udara turun drastis mencapai 30 persen dan beralih ke sektor laut dan darat. Di sisi lain, kenyamanan pemudik tahun ini perlu diapresiasi. Kemenhub dan Dirlantas Polri mampu melakukan rekayasa lalu lintas yang sangat baik, sehingga kelancaran pemudik terjamin dan angka kecelakaan turun sangat drastis," pungkas Sarman.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Komisi V DPR Segera Rapat dengan Menhub, Nih Agendanya


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler