Sebelum Dibunuh, Pegawai Pertamina Check-In dengan Cewek di Hotel

Senin, 04 Mei 2015 – 20:29 WIB

jpnn.com - LUBUKBAJA - Supervisor Receiving, Storage and Distribution Terminal BBM Pertamina Kabil, Batam, Kepri, Teuku Edi Juanda, 53, diduga dibunuh di dalam kamar hotel melati, Baloi Garden di kawasan Baloi beberapa saat setelah Check-In dengan seorang wanita. Tapi hingga saat ini polisi belum bisa mengetahui identitas pembunuh Edi tersebut.

Padahal, sudah delapan orang saksi diperiksa oleh penyidik Satreskrim Polresta Barelang yang menangani perkara tersebut. Motif pembunuhan Edi pun belum bisa disimpulkan. Padahal mobil dinas Toyota Avanza dengan nomor polisi BP 1369 E yang dipergunakan korban untuk datang ke hotel tersebut juga belum ditemukan.

BACA JUGA: Motor Hasil Curian Tak Bisa Dihidupkan, Akhirnya Dibakar Sang Maling

"Masih didalami, sudah delapan saksi yang diperiksa," ujar Kasat Reskrim Polresta Barelang Kompol Yoga Buanadipta Ilafi, Senin (4/5).

Dari hasil autopsi di RSOB Sekupang,  Edi tewas karena kehabisan oksigen disebabkan oleh cekikan dileher.

BACA JUGA: Kelompok Geng Remaja Saling Serang, Satu Tewas

Informasi dari lapangan menyebutkan, sebelum ditemukan tewas di Barelang, Edi Juanda sempat didatangi seorang pria misterius ke hotel Baloi Garden.

Edi datang lalu Check-In di hotel bersama seorang wanita sekitar pukul 01.55 WIB di kamar 201. Identitas wanita ini juga belum diketahui. "Sekitar lima menit kemudian, ada seorang pria yang turun dari ojek, langsung ke kamar 201 itu. Kami nggak curiga apa-apa," kata salah satu petugas keamanan hotel kepada wartawan.

BACA JUGA: Begini Cara Kreatif Bandar Sembunyikan Sabu di Bungkus Biskuit

Sekitar pukul 03.55 WIB, petugas keamanan hotel melihat mobil Avanza yang dikendarai korban keluar dari parkiran hotel. "Masih tak curiga kami sampai pagi," ujar petugas itu lagi.

Pagi sekitar pukul 07.50 WIB, Rohim, cleaning service hotel, mendapati kamar hotel itu sudah kosong. "Saya mau bersih kamarnya gelap, pengap dan lantai dalam kondisi kotor dan sedikit berpasir," ujar Rohim.

Namun saat itu Rohim belum mencurigai apapun, bahkan ceceran darah di bawah meja juga tak kelihatan, sehingga ia membersihkan kamar itu.  "Saya nggak lihat kalau ada bekas darah di lantai. Soalnya kamar gelap, saya kerja pakai lampu emergency," ungkap pria berperawakan kurus ini dilokasi.

Saat membersihkan kamar itu, Rohim mulai curiga karena sprei dan handuk hotel dalam kamar itu hanya tinggal satu. "Seprai dan handuk biasanya dua. Tapi di kamar itu kok tinggal satu-satu saja, kersek alas kaki juga tak ada," tutur pemuda itu lagi.

Sementara itu. Deni, salah satu sekuriti hotel, mengaku kejadian yang menimpa Edi itu sama sekali tak diketahui petugas hotel tersebut. Pasalnya malam kejadian tak ada suara ribut apapun di kamar hotel. "Dia datang check in atas nama Bogel. Kaget saat didatangi polisi, katanya ada pembunuhan di sini dan mayatnya ditemukan di Galang, padalah disini malam itu tak ada ribut-ribut sama sekali,"tambah Deni.

Selain memeriksa pekerja hotel, informasi dari Satreskrim Polresta Barelang, polisi juga memeriksa Ef seorang wanita. Ef adalah orang yang sempat berkomunikasi dengan korban sebelum korban meninggal. "Korban sempat hubungi saksi ini (Ef) ajak check in, tapi nggak jadi," kata Sumber kepolisian.(eja/ray/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Pasutri yang Pasok Narkoba ke Rutan Medaeng


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler