jpnn.com, SURABAYA - Penyebab kematian Merlinawati, gadis yang tinggal di Jalan Kendangsari III, Surabaya akhirnya terungkap.
Polisi menyebutkan perempuan 24 tahun itu tewas karena dihabisi Randy Fauzi Mikfaza yang tidak lain kekasihnya.
BACA JUGA: Cemburu Buta, Suami Keroyok Mantan Pacar Istri
Sejak jasad Merlinawati ditemukan membusuk di kamar rumahnya pada Senin (18/9), polisi meyakini bahwa yang bersangkutan adalah korban pembunuhan. Polisi lantas menyelidiki kasus itu.
Kanitreskrim Polsek Tenggilis Mejoyo AKP Puguh Suhardhono berupaya menyinkronkan temuan di tempat kejadian perkara (TKP).
BACA JUGA: Cemburu Buta, Bantai Korban di Hadapan Ibu
Mereka juga mencocokkan dengan temuan Tim Inafis Polrestabes Surabaya.
Alhasil, empat polisi dikirim menuju area Sukodono, Sidoarjo, dan Tambak Mayor untuk mengejar pelaku.
BACA JUGA: Model Cantik Surabaya Ini Bantah Lempar Gelas ke Saingannya
Berdasar penyelidikan polisi, sosok yang terakhir bersama Lina -panggilan Merlinawati- adalah Randy Fauzi Mikfaza. Randy mendatangi rumah Lina pada Sabtu pagi (16/9) sekitar pukul 10.00.
Ketua RT 03 Muhammad Amin membenarkan tengara polisi itu. Dia menyatakan bahwa banyak warga yang melihat Randy datang ke rumah korban.
Dia datang dengan menggunakan motor Honda CB 150 R putih. Bahkan, Randy menyapa sejumlah tetangga rumah korban.
Lina balik ke rumah sejam kemudian. Dia menumpang taksi online berjenis MPV putih.
Keduanya langsung masuk ke rumah. Pintu ditutup rapat-rapat.
"Nggak ada yang tahu mereka berdua berbuat apa di dalam rumah," kata Amin.
Tidak ada suara aneh yang didengar para tetangga. Baik suara saling bentak atau lainnya.
Pada pukul 13.30, Randy keluar rumah. Dengan sopan dia berpamitan kepada para tetangga dan tancap gas menuju rumahnya di Sukodono, Sidoarjo.
Sejatinya, Lina telah memberi tahu sang ibu, Pujiati, saat akan pulang pada Sabtu itu (16/9).
Bahkan, dia meminta kunci serep rumah dititipkan kepada tetangga agar dirinya bisa segera masuk rumah.
"Kata ibunya, dia pulang mau bayar utang ke tetangga," papar Didit.
Saat itu, Pujiati dan suaminya, Didit, sedang bekerja sejak pagi. Pujiati bekerja sebagai penata rambut dan suaminya membuka jasa pemasangan listrik.
Mereka baru kembali ke rumah sekitar pukul 18.00. Pintu luar masih terkunci. Didit sempat berpikir, mungkin Lina tidak jadi pulang ke rumah.
Maklum, anak sulungnya itu tidak tinggal di rumah sejak Mei lalu.
Terakhir, Lina diketahui pernah bekerja di sebuah bank di kawasan Jemur Andayani.
"Sejak Mei dia tinggal di kos. Saya nggak tahu di mana," ujar Didit.
Ayah tiri Lina itu lantas mencurigai sejumlah benda. Kasur di bagian ruang depan yang berfungsi sebagai salon tampak basah.
Baunya agak pesing. Dia langsung mengecek area kamar mandi.
Dugaannya semakin kuat, ada bercak debu kaki dan tangan di area tersebut.
Dia langsung menyusuri area dapur hingga anak tangga. Semuanya menunjukkan bahwa ada orang yang masuk ke rumahnya.
"Saya yakin waktu itu, Lina sudah pulang tapi pergi lagi," tuturnya.
Didit memang melihat gagang pintu gudang terikat dari luar. Tapi, dia tidak menaruh curiga sama sekali.
"Saya nggak kepikiran kalau Lina ada di gudang itu," ujarnya.
Hubungan asmara Lina dengan Randy sebenarnya tidak disetujui Pujiati. Alasannya, keduanya belum memiliki kejelasan status.
Randy diketahui sudah memiliki pasangan. Kendati sedang proses bercerai.
"Randy dan Lina cukup selesaikan masalahnya dulu. Baru nanti saya nikahkan resmi," ujar Didit menirukan istrinya.
Namun, Lina dan Randy tidak menggubrisnya. Lina kabur dari rumah, lantas memilih nikah siri.
Hubungan asmara tersebut berlangsung sejak dua tahun lalu.
Hal tersebut memperkuat dugaan polisi bahwa Randy-lah yang menghabisi Lina.
Saat diburu di rumahnya di kawasan Masangan, Sukodono, ternyata Randy sedang bersembunyi di tempat lain.
Polisi sempat menemui orang tuanya. "Mereka kayaknya tahu kalau anaknya sedang bermasalah. Padahal, kami nggak ngaku sebagai polisi," ucap Puguh.
Tepat pukul 20.30, tim lain yang nyanggong di kawasan Tambak Mayor memberi kabar positif.
Randy rupanya bersembunyi di rumah pamannya. Saat akan disergap petugas, Randy mengaku akan menyerahkan diri ke Polrestabes Surabaya.
Saat itu, dia sedang bersama seorang pria yang mengaku pengacara.
Alhasil, polisi langsung mengawal keduanya menuju mapolrestabes.
Didit diajak bertemu dengan Randy untuk memastikan wajah pelaku. Pemuda asal Sampang itu lantas digiring menuju Mapolsek Tenggilis Mejoyo pada pukul 23.30.
Saat dibeberkan kepada wartawan kemarin (19/9), Kapolsek Tenggilis Mejoyo Kompol Eko Sujarwo menyatakan, motif utama pembunuhan Merlinawati adalah cemburu buta.
Pembunuhan dilakukan secara spontan. Pelaku sakit hati lantaran menduga Lina memiliki pasangan lain.
Namun, Randy tidak bisa membuktikan. Saat pertemuan di rumah Lina, mereka terlibat cekcok.
Namun, polisi tidak menutup kemungkinan adanya dugaan pembunuhan berencana dalam kasus itu.
Sebab, kemarin siang (19/9) petugas mendatangi lagi rumah korban. Mereka membongkar lempengan semen penutup tandon di bagian dalam.
Polisi menemukan dua buah SIM card milik korban. Handphone korban yang dinyatakan hilang saat olah TKP dua hari lalu sudah ditemukan.
Ternyata, handphone itu dititipkan kepada seorang tetangga Randy di Masangan, Sukodono.
Rekam jejak tersangka juga ditelusuri. Ternyata, pelaku pernah menganiaya korban pada Oktober 2016.
Kasus tersebut dilaporkan ke Polsek Sukodono. Saat itu, Lina menderita luka lebam di bagian mata dan paha.
Sejumlah ruas jari kaki kanannya juga menjadi sasaran sundutan rokok Randy.(mir/edi/c6/git/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketika Lirikan Maut para Mantan Membuat Suami Cemburu Buta
Redaktur & Reporter : Natalia