Sebelum Ditangkap Polisi, Guru Agama Gantung Diri

Jumat, 02 April 2021 – 11:04 WIB
Ilustrasi garis polisi. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, SIJUNJUNG - Oknum guru agama di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

Guru berinisial SS (53) itu pertama kali ditemukan sang istri dalam kondisi tergantung di dalam sebuah pondok perkebunan miliknya.

BACA JUGA: Seorang Pria Tewas Gantung Diri di Tengah Keramaian Lalu Lintas, Mengerikan

Sang istri berteriak histeris melihat suaminya tewas gantung diri.

Warga yang mendegar teriakan itu pun berdatangan ke lokasi.

BACA JUGA: Guru Agama Honorer Kebumen Bertemu Petinggi Kemenag, Gus Yaqut Sedang Tak Enak Badan

Tak menunggu lama, istri korban dibantu warga kemudian menurunkan jasad korban.

Setelah itu, polisi tiba di lokasi melakukan olah TKP dan mengevakuasi SS ke puskesmas terdekat.

BACA JUGA: Sebelum Gantung Diri, Pria Ini Kirim Pesan WhatsApp Menyayat Hati untuk Adiknya

Kapolsek Sijunjung Iptu Barata membenarkan adanya kejadian tersebut.

Kejadian berawal dari kekhawatiran WT (40) yang merupakan istri SS, karena suaminya tak kunjung pulang hingga hari sudah menjelang malam, pada Selasa (30/3).

“Istri korban berusaha mencari ke pondok yang berada di kebun mereka. Sesampainya di kebun, istri korban malah menemukan suaminya sudah tergantung tak bernyawa,” kata Iptu Barata seperti dikutip dari Posmetro Padang, Kamis (1/4).

Barata menambahkan, mendapati suaminya tergantung, sang istri berteriak sehingga terdengar oleh warga setempat yang kebetulan lewat.

“Saat kami sampai di TKP, jasadnya sudah diturunkan, tidak tergantung lagi. Kemudian dibawa ke puskesmas untuk divisum. Dokter menyatakan korban meninggal murni akibat gantung diri, dan tidak ada ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban,” kata Iptu Barata.

SS (53) yang merupakan seorang guru agama di salah satu SD negeri di Sijunjung itu telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus pencabulan terhadap sejumlah siswi di tempatnya mengajar.

Sebelumnya, orang tua korban pencabulan sudah melapor ke polsek dan dari hasil penyelidikan SS terbukti melakukan perbuatan tak senonoh terhadap siswinya.

“Yang bersangkutan telah ditetapkan sebagai tersangka atas laporan dari masyarakat dan orang tua siswa terkait kasus pencabulan. Kami memang akan mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pelaku, tetapi yang bersangkutan lebih dulu melakukan gantung diri,” katanya.

Iptu Barata mengatakan, dari hasil pemeriksaan saksi-saksi dan penyelidikan, pihaknya sudah mengantongi jumlah korban pencabulan sebanyak 16 orang pelajar SD yang seluruhnya bersekolah di tempat SS mengajar.

“Data yang kami peroleh ada sebanyak 16 orang siswi SD yang jadi korban. Para siswi diberi imbalan berupa krayon atau pensil pewarna agar tidak menceritakan aksinya kepada orang lain,” ujar Barata.

Dia menegaskan, meskipun tersangka kasus pencabulan itu sudah meninggal dunia, pengusutan kasus akan tetap dilakukan.

“Proses tetap lanjut. Kami akan mintai keterangan saksi dan melakukan visum kepada korban. Sejauh mana dampaknya dan seperti apa modus pelaku, jika sudah lengkap barulah proses hukum dihentikan atau SP3 karena pelaku sudah meninggal dunia,” kata Barata.

Terpisah, Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sijunjung, Usman Gumanti mengatakan, pada hari yang sama sebelum pelaku ditemukan gantung diri, SS sempat dipanggil oleh pihaknya untuk dimintai keterangan terkait kasus pencabulan yang terjadi di sekolahnya.

“Yang bersangkutan sempat kami panggil untuk mengklarifikasi kasus tersebut. Pelaku membenarkan perbuatannya, tetapi mengatakan aksinya tidak sampai terlalu jauh,” kata Usman.

Demi menjaga keselamatan pelaku, Usman Gumanti mengatakan pihaknya juga meminta untuk sementara SS tidak datang ke sekolah.

“Kami khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan nantinya jika yang bersangkutan datang ke sekolah. Karena laporan tersebut berawal dari masyarakat setempat dan orang tua siswa," kata Usman.

Dia menambahkan, pemanggilan terhadap SS oleh dinas pendidikan dilakukan pada Selasa (30/3).

“Kami sudah buatkan BAP-nya saat yang bersangkutan memenuhi pemanggilan. Belum ada sanksi yang kami berikan, baru sebatas klarifikasi dan mintai keterangan saja. Sekitar pukul 12.00 WIB, dia kemudian meninggalkan kantor dinas. Kami tidak tahu lagi ke mana dia pergi setelah itu. Pada malam harinya dapat kabar kalau sudah ditemukan meninggal dalam kondisi gantung diri,” katanya. (ndo/pp)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Batu Meteorit yang Jatuh Menimpa Rumah Warga Lamteng Terjual dengan Harga Fantastis


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler