Bos konstruksi di New South Wales, George Alex, mengatakan kepada komisi perdagangan di Australia bahwa teroris Khaled Sharrouf dan Mohamed Elomar melakukan pelatihan tinju rutin di rumahnya.

Alex memberi bukti di depan komisi tersebut, yakni Trade Union Royal Commission’, mengenai keterkaitannya  dengan sejumlah perusahaan ‘outsourcing’ dan urusan dengan serikat pekerja konstruksi ‘CFMEU’.

BACA JUGA: Pelajar SD di Canberra Bangun Rumah Kaca dari 2000 Limbah Botol Plastik

Tahun lalu komisi tersebut mendengar tuduhan bahwa serikat itu menerima pembayaran mingguan sebesar 2.500 dolar (atau setara Rp 25 juta) dari perusahaan yang terkait dengan Alex, si pengusaha yang bangkrut.


George Alex pernah mempekerjakan 2 anggota ISIS asal Australia, Khaled Sharrouf dan Mohamed Elomar. (Foto: AAP, Dan Himbrechts)

BACA JUGA: Bahan Bangunan Impor Bermutu Rendah Ancam Keamanan Bangunan di Australia

Alex membantah bahwa mempekerjakan Khaled dan Elomar di rumahnya adalah bentuk perlindungan atau semacam jasa ‘bodyguard’.

Pemerintah Australia masih berusaha untuk mengkonfirmasi jika Khaled dan Elomar benar-benar tewas dalam serangan pesawat tak berawak minggu lalu, saat bertempur untuk kelompok ISIS.

BACA JUGA: Demi Tingkatkan Kerjasama, Dubes Australia Fokus ke Bisnis dan Pendidikan

Alex sempat menahan diri dari mengakui ia berteman dengan kedua orang itu, tetapi akhirnya mengatakan bahwa ia hanya berusaha membantu mereka.

Ia mengatakan, pertama-tama mereka mendekatinya dan rekannya yang bernama Joe Antoun, tentang proposal bisnis.

"Tidak, mereka pertama kali datang ke rumah dan meminta mesin uap, kami menolak dan kemudian mereka meminta bantuan dalam industri tinju," tutur Alex.

Ia mengungkapkan, "Ini adalah satu-satunya yang bisa mereka lakukan. Jadi karena saya mempekerjakan mereka - apakah Anda menilai kami lebih baik dari orang-orang ini?.

"Saya menyebut bahwa saya tak akan pernah, sebagai seorang pemeluk Kristen, saya percaya pada penebusan dan saya tak berhak untuk menghakimi siapa pun. Saya akan memperlakukan orang dengan cara yang sama mereka memperlakukan saya," jelasnya.

Tak sadar dirinya bankrut

Sebelumnya, Alex mengucapkan terima kasih kepada komisi perdagangan atas kesempatan untuk membela tuduhan yang dilayangkan terhadap dirinya.

"Saya punya banyak kesempatan untuk menyuarakan mereka ke media meskipun saya memilih untuk melakukannya di forum yang tepat yang ada di sini," sebutnya.

Ia mengaku, "Saya hanya ingin menyampaikan dengan sangat jelas bahwa saya tak ada di sini untuk membela serikat konstruksi atau komisi. Saya di sini atas kemauan saya sendiri, satu orang dengan kebenaran yang didukung oleh fakta-fakta."

Alex mengatakan kepada komisi tersebut, ia tak mengetahui bahwa dirinya telah dinyatakan bangkrut pada tahun 2009.

Komisi juga menyelidiki sebuah upaya untuk membuka perusahaan baru yang berasal dari perusahaan ‘outsourcing’, yang terkait dengan Alex.

Alex telah mengatakan kepada komisi bahwa ia tak pernah tahu dirinya bangkrut, dan kemudian mempertahankan jabatan direktur-nya di sejumlah perusahaan.

Di bawah interogasi, Alex berjuang untuk mengingat nama perusahaan di mana ia pertama kali tercatat sebagai direktur.

"Saya tak tahu apakah itu Zenith, apakah itu Active Workplace yang anda maksud," sebutnya.

"Anda benar-benar tak bisa mengingatnya?" tanya seorang penasehat.

"Ya. Saya benar-benar tak ingat apa nama nya," jawab Alex.

Komisi juga mendengar bahwa Alex telah menerima pinjaman sekitar 250.000 dolar (atau setara Rp 2,5 miliar) setahun dari teman dan rekannya, Joe Antoun, yang ditembak mati pada tahun 2013.

Alex mengatakan kepada komisi bahwa ia saat ini menjadi konsultan bagi perusahaan Joe.

Komisi mendengar bahwa Alex menderita berbagai penyakit dan tengah menjalani pengobatan berat untuk kondisi kakinya, yang mungkin memerlukan amputasi.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Burung Emu ini Menganggap Dirinya Seekor Kuda

Berita Terkait