Sebelum ini Tak Ada Perayaan Natal

Senin, 26 Desember 2016 – 00:30 WIB
Fanny Habibie (berdiri kiri) di sebelah B.J Habibie semasa remaja. Foto: Arsip Perpusnas.

jpnn.com - KEDUTAAN Besar Indonesia untuk Belanda pertamakali merayakan Natal ketika dipimpin Fanny Habibie, adik Presiden B.J. Habibie. Sebelumnya tak pernah. Ini kisahnya...

26 Desember 2009. Wisma Duta Besar Republik Indonesia untuk Belanda di Wassenar diliputi salju tebal. Di pekarangannya yang luas berdiri sebuah tenda. Lengkap dengan alat pemanas dan toilet.

BACA JUGA: Selamat Natal untuk Ahok, Sandi: Semoga Kesejukan Hadir

Sekitar 1.500 umat Kristiani--umumnya orang Indonesia yang menetap di Belanda--berkumpul di tenda nan besar itu. 

"Ini adalah perayaan Natal ketiga kalinya sejak Dubes Junus Effendi Habibie bertugas di Negeri Belanda," tulis Rosihan Anwar dalam buku Napak Tilas ke Belanda

BACA JUGA: Ini Dia 5 Tahanan yang Rayakan Misa Natal di KPK

Menurut Rosihan, sebelum dijabat Fanny Habibie--demikian adik Presiden B.J. Habibie itu karib disapa--bertugas di Belanda, tiada dubes menyelenggarakan perayaan Natal. Hanya Idul Fitri yang dirayakan. 

"Fanny Habibie mengubahnya," ungkap Rosihan. "Logikanya adalah NKRI negara Pancasila, menjunjung multikulturalisme dan pluralisme, jadi bila tiap tahun diadakan perayaan Idul Fitri di Wisma Duta, mengapa tidak juga Natal?"

BACA JUGA: Ucapkan Selamat Natal, Sandi: Ini Hari Damai dan Sejuk

Para tamu disuguhi makanan prasmanan. Menunya nasi, rendang padang, soto madura, keliyo ayam, sayur lodeh, buah-buahan dan desert. Nyaris serupa rijsttafel--menu andalan Hotel des Indies (kini pertokoan Duta Merlin di kawasan Harmoni) di zaman kolonial.

"Kita senang melihat tamu-tamu bule makan lahap," kenang Rosihan yang hadir di tengah perayaan tersebut.

"Tahun ini hadir di tengah kita tamu kehormatan seorang tokoh pers nasional, Haji Rosihan Anwar dan mantan pimpinan Organisasi Papua Merdeka, OPM, Nicholas Jouwe," kata Dubes Fanny diawal pidatonya. 

Saat itu, Rosihan Anwar berusia 87 tahun. Dan Nicholas Jouwe 86 tahun. Sedang Fanny sendiri berusia 72 tahun. Ia kelahiran Parepare, 11 Juni 1937. 

Tanpa teks yang dipersiapkan, hari itu Fanny berbicara tentang nasionalisme, pluralisme, krisis, perdamaian, pembangunan. 

"Ternyata Fanny Habibie jago pidato pula," begitu komentar Rosihan. 

Perayaan Natal Putih di Wisma Duta tak sepi dari musik, nyanyi dan tari. Sebuah band Belanda, sebagaimana diceritakan Rosihan, bermain secara gratis. Di muka pentas, sejumlah perempuan bule menari poco-poco.  

Fanny yang menurut Rosihan Anwar adalah seorang muslim yang taat beribadah, kini telah tiada. Dia berpulang pada 12 Maret 2012. Namanya tetap dikenang, khususnya bagi orang-orang yang pernah bersentuhan dengannya di Belanda.  

Jadi, saat masa tugas Fanny di Belanda berakhir pada Mei 2010,  orang-orang Maluku di Belanda kirim surat ke pemerintah Indonesia agar masa bhaktinya diperpanjang.

"Kitorang ingin Bapak Dubes di sini dulu," kata mereka, sebagaimana diceritakan kembali oleh Rosihan Anwar. (wow/jpnn) 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Para Koruptor Ini Tak Kebagian Jatah Remisi Natal


Redaktur & Reporter : Wenri

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler